Paris (ANTARA News) - Prancis memperingatkan panitia pelaksana Reli Dakar tentang rencana peserta reli melintasi Mauritania, setelah empat wisatawan Prancis ditembak mati di wilayah itu bulan lalu, kata juru bicara Pemerintah Laurent Wauquiez, Kamis. Tiga penyerang bersenjata, yang diduga pemerintah merupakan jaringan Al Qaeda, menembak mati empat turis Prancis dan melukai seorang lainnya yang sedang menikmati wisata Natal. Kejadian itu terjadi di tepi jalan di kawasan selatan negara itu, dekat perbatasan dengan Senegal. Seorang bersenjata membunuh tiga tentara tiga hari kemudian di kawasan utara negara yang berbatasan dengan Aljazair dan di teritorial Maroko di daerah barat Sahara. Prancis kemudian mengimbau warga negaranya untuk tidak melakukan perjalanan ke kawasan Mauritania karena "risiko teroris" tidak dapat dihindari. Reli Dakar, untuk pertama kalinya diadakan Thierri Sabine yang berkebangsaan Prancis dan kini dilaksanakan Amaury Sport Organisation, dimulai di Portugal, Sabtu, dan direncanakan tiba di Mauritania pada 11 Januari. Banyak peserta reli itu berasal dari Prancis. "Panitia pelaksana reli diberitahu tentang risiko melewati negara itu. Hal itu dibicarakan dalam pertemuan dengan Kementerian Luar Negeri yang membidangi masalah Eropa," kata juru bicara Pemerintah Laurent Wauquiez dalam temu pers. "Kementerian dengan tegas meminta rakyat Prancis untuk tidak mengadakan perjalanan ke Mauritania sampai waktu yang tidak diatentukan. Itu berlaku untuk semua warga negara Prancis, termasuk panitia Reli Lisbon-Dakar," katanya. Panitia Pelaksana reli mengatakan dalam situs Dakar (www.dakar.com) bahwa mereka dapat dihubungi untuk mendapatkan informasi lebih lanjut dan terinci. "Panitia Reli Dakar memahami deklarasi Pemerintah Prancis itu dalam kaitannya dengan warga negara Prancis yang ingin menyaksikan jalannya reli itu di Mauritania," kata mereka. "Untuk menjelaskan masalah itu, mereka akan menghubungi Pemerintah Prancis dan Mauritania agar informasi semakin jelas serta apa jaminan Pemerintah Mauritania," kata panitia reli dalam situs itu. Bulan lalu, beberapa serangan terpisah terjadi di bagian barat Afrika yang damai, sejak kawasan itu mempersiapkan diri menjadi tuan rumah reli Dakar, yang diperhitungkan akan menjadi alat meningkatkan industri wisata mereka. Sebanyak 3.000 petugas keamanan diturunkan menjaga jangan sampai terjadi hal yang tidak diinginkan dan hal itu menunjukkan lampu hijau betapa Pemerintah Mauritania mendambakan keamanan pada para peserta reli. Seharusnya acara lomba itu diawali seperti tahun lalu di negara tetangga Mali, namun dipindahkan setelah anggota keamanan Prancis menyatakan adanya ancaman keamanan dari kalangan pemberontak Aljazair. "Pemerintah Prancis hanya dapat mengulang-ulang pernyataan, demi menjaga keamanan dan keselamatan, agar jangan dulu mengadakan perjalanan ke Mauritania," kata Wauquiez dikutip Reuters.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008