London (ANTARA News) - Setelah menjalani masa kelam dengan gagal mengantarkan timnas Inggris ke laga Euro 2008, mantan pelatih tim Three Lions, Steve McClaren, mendendangkan "tembang baru", yakni 'tak selamanya mendung itu kelabu'. McClaren siap kembali ke Liga Utama Inggris. Ini jadi kebangkitan dirinya mengawali 2008 dalam menapaki karier di sepakbola. Ia kembali siap menangani klub. Pengalaman menukangi klub bukan barang baru bagi McClaren. Sebelum mengemban tugas di timnas Inggris, ia pernah menjadi manajer Middlesbrough dan asisten Alex Ferguson di Manchester United. Pada akhir November 2007, ia melewati masa sulit, menyusul kegagalannya membawa timnas Inggris melaju ke Euro 2008. Publik Inggris pun berang. "Seluruh karierku di sepakbola dipenuhi dengan berbagai sukses. Ini kali pertama dalam hidup, saya mengalami kegagalan," katanya seperti dikutip Reuters dari harian The Times, Kamis. "Saya akan berusaha mencapai prestasi gemilang seperti sedia kala. Saya telah bekerja dengan Inggris, dengan Manchester United. Saya telah meraih trofi dan telah menyabet gelar di sepakbola Eropa bersama Middlesbrough." "Saya telah berpengalaman cukup lama bekerja bersama dengan sejumlah pemain top di tingkat Liga Utama Inggris." Pernyataan McClaren itu bukan isapan jempol semata. Paling tidak ia telah memberanikan diri menerima tugas yang relatif berat sepeninggal Sven-Goran Eriksson. Bahkan jejak Eriksson yang kini menangani Manchester City kini diikuti oleh McClaren. "Apa yang selama ini saya inginkan agaknya telah siap bagi sebuah tantangan berikutnya. Sven telah melakukannya dengan terjun menangani tim. Bahkan ia telah mengidentifikasi banyak pemain yang dia inginkan ketika dirinya meniti tugas yang baru." "Saya telah menarik pelajaran dari apa yang diperbuat oleh Sven. Ia berusaha tampil kembali. Saya menangguk sukses sebelum menangani timnas Inggris. Dan saya tahu bahwa saya bukan manajer yang kelewat buruk." McClaren yang kini digantikan oleh manajer asal Italia, Fabio Capello, tampaknya tidak menutup pintu untuk tampil kembali di kancah internasional. "Jika saja Inggris menawari saya sebauah pekerjaan, maka saya tidak berkeberatan. Itu tugas yang besar dan menantang." "Delapan belas bulan jadi pengalaman fantastis. Ada perasaan yang begitu memikat untuk meneruskan tugas yang selama ini saya tangani." Ketika menjawab pertanyaan mengenai pemecatan dirinya dari jabatan manajer timnas Inggris, ia mengatakan, "Itulah yang terjadi sebagaimana adanya". "Setiap orang pernah mengalami gagal. Ada ribuan orang yang meraih sukses, meski mereka sebelumnya menderita kegagalan." "Saya pernah sukses. Karena itu saya tahu cara menjadi manajer yang baik. Dan saya tahu cara melakukannya." (*)

Pewarta:
Copyright © ANTARA 2008