Reykjavik (ANTARA News) - Legenda catur Bobby Fischer, yang meninggal dunia di Eslandia pekan lalu dalam usia 64 tahun, dimakamkan Senin dalam upacara tertutup dan terbatas pada kalangan terdekat saja, dekat kota yang menjadi tuan rumah kemenangannya yang amat terkenal atas pecatur Uni Soviet, Boris Spassky, 35 tahun silam. Juru bicara Fischer, Gardar Scerrisson mengatakan pecatur kelahiran Amerika Serikat itu di kuburkan pada Senin pagi, dalam upacara yang berjalan secara tertutup untuk umum, hanya terbatas untuk kalangan keluarga dan kerabat dekat saja. Pemakaman Fischer yang beragama Katholik itu berlangsung pada hari yang dingin, namun cerah di sebuah gereja di pinggiran kota Selfoss, sekitar 60 km sebelah tenggara Reykjavik. Salah seorang yang menghadiri upacara pemakaman yang tak mau disebutkan identitasnya mengatakan Fischer sebelumnya telah menyampaikan keinginannya agar dalam pekamanannya hanya dihadiri oleh sejumlah orang tertentu saja. Akhir hidup Fischer yang tenang, berbeda dengan kehidupannya baik di saat berkutat dengan papan catur atau di luar catur. Ia menjadi satu-satunya juara catur dunia AS dengan menunmbangkan juara terkuat asal Uni Soviet, namun ia menghabiskan sisa hidupnya sebagai buron pemerintah AS. Ia menghembukan nafas terakirnya setelah mengalami sakit sebelumnya, pada Kamis pekan lalu di Reykjavik, kota yang dicatat sebagai tempat ia memperoleh kemenangan atas Boris Spassky tahun 1972 di tengah-tengah berkecamuknya Perang Dingin. Laporan media massa setempat mengatakan Fischer meninggal dunia karena gagal ginjal. Saatdikenang sebagai pahlawan Amerika selaku pecatur tangguh dunia, Fischer yang kelahiran Chicago menyerahkan gelar juara dunia tiga tahun kemudian kepada pecatur Soviet, Anatoly Karpov, dengan menolak untuk mempertahannkannya. Setelah beberapa tahun menghilang akibat menolak dijatuhi sanksi pihak pemerintah AS dan menolak bermain melawan Spassky di negara yang dulunya bernama Yugoslavia. Fischer yang keturunan Jahudi mengatakan ia adalah korban dari konspirasi Jahudi dan belakangan ia terkenal dengan komentar-komentarnya yang agak "miring". Setelah peristiwa 11 September 2001 Fischer berkata ia ingin melihat Amerika Serikat terhapus dari muka bumi. Setelah menjalani hukuman penjara di Jepang dan pihak pemerintah AS berupaya mengekstradisinya ia menghabiskan waktu sisa hidupnya di Eslandia. Kemenangan Fischer atas Spassky mengakhiri dominasi juar tak terkalahkan Uni Sovyet dari percaturan dunia, demikian laporan Reuters. (*)

Copyright © ANTARA 2008