Jakarta (ANTARA) - Lionel Messi merasa bahwa lapangan di Brasil membuatnya sulit mengontrol bola dan jadi alasan dirinya masih belum menunjukkan kemampuan terbaiknya di ajang Copa America.

Argentina mengalahkan Venezuela pada Sabtu pagi untuk melaju ke semifinal Copa America dan mereka telah berhasil mencapai empat besar tanpa kontribusi berarti dari sang kapten, Lionel Messi.

Messi baru mencetak satu gol di kompetisi Amerika Selatan itu saat melawan Paraguay melalui penalti. Penyerang Barcelona itu mengakui usai menang atas Venezuela bahwa ia belum mengeluarkan penampilan terbaik dan menyalahkan kondisi buruk lapangan.

"Saya belum menampilkan yang terbaik dari Copa America," ujarnya yang dilansir Marca pada Sabtu (20/6).

"Sebenarnya, kondisi lapangan tidak bagus. Sulit untuk mengontrol bola dan menggiringnya. Bola bergerak seperti kelinci, sulit dikendalikan. Yang bisa kita lakukan hanyalah beradaptasi."

"Lapangannya buruk. Itu tidak membantu mengguasai bola. Anda butuh waktu lebih lama, bola memantul dengan buruk. Namun, kami bermain solid dan bisa menang."

Argentina kalah dalam pertandingan pembuka grup dari Kolombia 2-0 sebelum bermain imbang dengan Paraguay 1-1.

Tim berjuluk Albiceleste itu memenangkan pertandingan grup terakhir mereka untuk lolos ke babak eliminasi dan mengalahkan Qatar 2-0.

Sedangkan di kuarter final mereka berhasil menang 2-0 berkat gol dari penyerang Inter Milan, Lautaro Martinez dan gelandang Betis Giovani Lo Celso, yang dikaitkan dengan Spurs musim panas ini.

Kemenangan itu membuat Argentina akan bermain melawan rival mereka, Brasil di semifinal Copa America 2019. 

Argentina telah mencapai final di dua edisi Copa America sebelumnya, pada 2015 dan 2016 dan kalah dua kali dalam adu penalti oleh Chile. Lionel Messi dan Argentina telah kalah empat dari lima final terakhir mereka di turnamen internasional.

Messi baru berusia enam tahun ketika Argentina terakhir memenangkan Copa America pada 1993 dan kritik terbesar pemenang lima kali Ballon d'or tersebut adalah ia belum mempersembahkan trofi internasional untuk negaranya.

Baca juga: Atasi hantu adu penalti, Brasil kini dihadang memori kelam Mineirao
Baca juga: Vidal: Chile seharusnya menang tanpa adu penalti
Baca juga: Aguero bertepuk dada, sebut Argentina kuat di babak gugur

Pewarta: Hendri Sukma Indrawan
Editor: Dadan Ramdani
Copyright © ANTARA 2019