Fasilitasi akses pasar ini juga harus didukung kerja sama teknis dan capacity building dari pihak Australia
Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pertanian (Kementan) melakukan pertemuan bilateral dengan Pemerintah Australia guna membahas isu-isu peternakan, hortikultura, dan perkarantinaan, serta merumuskan kerja sama teknis yang strategis dan konkrit.

Plt Sekretaris Jenderal Kementan Momon Rusmono secara khusus meminta pihak Australia untuk memberikan akses pasar yang luas bagi komoditas hortikultura Indonesia, seperti pisang, nanas, mangga, salak, dan manggis, untuk dapat masuk ke pasar Australia.

"Fasilitasi akses pasar ini juga harus didukung kerja sama teknis dan capacity building dari pihak Australia, sehingga Australia tidak hanya membuka pasarnya untuk produk pertanian Indonesia, akan tetapi melakukan kerja sama dalam peningkatan daya saing produk pertanian Indonesia," kata Momon melalui keterangan resmi di Jakarta, Jumat.

Ada pun pertemuan bilateral tersebut difasilitasi melalui acara "Working Group on Agriculture, Food and Forestry Cooperation" yang ke-22 (WGAFFC) di Bandar Lampung, Rabu (10/7).

Pada pertemuan sebelumnya yang diadakan Februari 2018 di Meulbourne (Australia), Kementan yang diwakili oleh Badan Karantina Pertanian (Barantan) telah berhasil mencapai kesepakatan di antaranya metode iradiasi untuk ekspor komoditas mangga dan buah naga, serta ekspor produk olahan ayam yang harus sesuai dengan persyaratan biosecurity Australia.

Agenda pertemuan bilateral tersebut juga dirangkaikan dengan kegiatan kunjungan lapangan ke unit usaha hortikultura yang ada di provinsi Bandar Lampung. Pada kesempatan itu, delegasi Australia mengunjungi perusahan Great Giant Food (GGF), salah satu produsen terbesar pisang dan nanas di Indonesia.

"Kunjungan ini menjadi sangat penting sebagai upaya Indonesia dalam mempromosikan dan meyakinkan pihak Australia dalam hal kesiapan komoditas pisang dan nanas untuk memasuki pasar Australia," kata Momon.

Delegasi Indonesia turut melibatkan perwakilan Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, Ditjen Hortikultura, Badan Karantina Pertanian, dan Kepala Dinas Pertanian Provinsi Lampung serta pelaku usaha bidang hortikultura (Great Giant Food). Sementara itu, delegasi Australia dipimpin oleh Acting First Assistant Secretary for Trade and Market Access (Kementerian Pertanian Australia) Jodie Ann Mc Alister.

Untuk selanjutnya, pertemuan bilateral kedua negara akan dilaksanakan di Australia pada tahun 2020. Kedua negara menyepakati pertemuan WGAFFC menjadi landasan yang kuat dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapi kedua negara.
 

Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2019