Sidoarjo (ANTARA) - Badan Karantina Pertanian melepas sejumlah komoditas hasil olahan pertanian yang ada di Provinsi Jawa Timur senilai Rp2,9 miliar untuk diekspor ke sejumlah negara seperti Inggris, Saudi Arabia, dan Hongkong.

Kepala Badan Karantina Pertanian, Ali Jamil di Sidoarjo, Selasa mengatakan komoditas pertanian olahan yang diekspor hari ini di antaranya 23,52 ton singkong beku tujuan Inggris, 302,4 ton minyak goreng beku (shortening), 5,17 ton kopi olahan tujuan Saudi Arabia dan 200 kilogram bakso tujuan Hongkong.

"Kami mendorong para eksportir agar tidak lagi mengekspor komoditas mentah ke luar negeri. Olah dahulu minimal menjadi barang setengah jadi agar komoditas pertanian tersebut memiliki nilai tambah," kata Jamil saat melepas ekspor di kantor Karantina Pertanian Surabaya di Juanda, Sidoarjo, Jatim.

Ia mengemukakan, komoditas yang diekspor hari ini sudah mengalami proses pengolahan sehingga memiliki daya simpan lebih lama yang berdampak pada naiknya nilai tambah komoditas tersebut sehingga dapat tembus pasar ekspor.

"Singkong segar yang awalnya hanya memiliki harga jual Rp1.750 perkilogram, setelah diolah menjadi singkong beku memiliki daya tembus ekspor dengan harga yang meningkat menjadi Rp13.500 perkilogram," ujarnya.
Baca juga: Triwulan pertama 2019, ekspor pertanian Jatim Rp10,8 triliun
Menurut Jamil, ini merupakan salah satu implementasi strategi percepatan ekspor yang dicanangkan Kementerian Pertanian yaitu mendorong ekspor komoditas olahan dan menambah diversifikasi komoditas.

"Selain strategi lainnya yaitu meningkatkan volume ekspor dan membuka akses pasar negara baru. Strategi tersebut diwujudkan dalam terobosan dan inovasi berupa tindakan pemeriksaan karantina di gudang pemilik, inline inspection agar proses bisnis ekspor lebih terjamin juga lebih cepat," katanya.

"Kami juga memberikan layanan prioritas bagi pelaku eksportir yang patuh karantina, memperluas akses pasar melalui protokol karantina, manajemen risk analysis (MRA), kerjasama bilateral dan multilateral lainnya," ucapnya.

Kepala Karantina Pertanian Surabaya, Musyaffak Fauzi mengatakan bahwa sertifikasi yang dilakukan Karantina Surabaya setiap hari rata-rata mencapai 113 sertifikat dan semakin meningkat dengan dibukanya konter layanan khusus inline inspection di kantor utama Karantina Pertanian Surabaya selain di pelabuhan Tanjung Perak.

"Kami mencatat nilai ekspor komoditas pertanian asal Jatim di semester pertama 2019 (1 Jan - 15 Juli) telah mencapai Rp20,1 Triliun tembus 100 persen lebih dibanding semester pertama tahun 2018 sebesar Rp14,08 Triliun," ujarnya.
Baca juga: Gubernur Khofifah lepas ekspor daun kelor ke Korsel
Baca juga: Pemerintah genjot industri ekspor dan pariwisata di Jateng-Jatim

Pewarta: Indra Setiawan
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2019