Pangkalpinang (ANTARA News) - Imam Masjid Istiqlal Jakarta, Prof KH Ali Mustafa Yakub menilai banyak masjid yang berdiri kokoh dan megah dengan biaya pembangunan miliaran rupiah, tetapi tak dimanfaatkan umat untuk salat berjamaah. "Kondisi ini mengkhawatirkan kehidupan beragama di Indonesia, namun saya bangga terhadap pemimpin dan masyarakat Bangka Belitung yang agamais. Buktinya, saat tampil di mimbar membacakan hadis seperti ustaz," ujarnya dalam ceramah Maulid Nabi Muhammad SAW di Masjid Raya Tuatunu, Pangkalpinang, Bangka Belitung, Kamis (20/3). Ia mengatakan lebih mudah membangun masjid dibanding membangun mental manusia. Membangun masjid hanya membutuhkan waktu dua hingga tiga tahun dan bisa dibangun dengan megah, tetapi membangun mental manusia sangat sulit, bahkan sampai puluhan tahun pun mental tetap sulit dibangun. Keterpurukan bangsa ini, menurut dia, dikhawatirkan sebagai akibat masyarakat telah jauh menyimpang dari norma-norma agama dan kesusilaan. Masyarakat mulai jauh dari ajaran dan jejak-jejak Rasulullah Muhammad SAW sebagai yang selalu menjadi contoh yang baik bagi umat Islam. Menurut dia, masyarakat Indonesia masih cenderung melaksanakan salat sendiri-sendiri dibanding berjamah, sehingga tidak heran banyak tempat-tempat ibadah umat Islam yang megah tetapi tidak mampu menyemarakkan syiar Islam. Padahal salat berjemaah menurut Ali tidak saja sebagai ritual untuk berbidah mendekatkan diri kepada Allah SWT tetapi juga bisa menjalin hubungan silaturrahim antarsesama umat Islam. Persatuan dan kokohnya Islam itu, menurut dia, tercermin dalam melaksanakan salat berjaamah karena Islam itu adalah agama yang memegang teguh tali persatuan dan silaturrahmi. Ia mengatakan Islam saat ini menghadapi berbagai persoalan sulit seperti berkembangnya ajaran-ajaran sesat yang semua itu jauh menyimpang dari sunnah Rasulullah. "Dalam hal ini umat Islam harus bersatu untuk meluruskan dan mengembalikan cara beragama yang sebenarnya," ujarnya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008