Kuala Lumpur (ANTARA News/Thomson Financial) - Saham Malayan Banking Bhd (Maybank) jatuh pada perdagangan Kamis, karena para investor mengkhawatirkan harg pembelian kepemilikan saham pendedali di Bank Internasional Indonesia (BII). Pada pukul 11.24 waktu setempat (0324 GMT), saham Maybank turun 70 sen atau 7,8 persen pada 8,25 ringgit. Sementara Kuala Lumpur Composite Index (KLCI) turun 10,45 poin atau 0,8 persen pada 1.234,88. Pada Rabu, bank terbesar Malaysia ini, mengatakan sedang membeli 56 persen kepemilikan saham di PT Bank Internasional Indonesia senilai 4,8 miliar ringgit. Nilai transaksi BII, bank keenam terbesar Indonesia nerdasarkan aset, pada rasio harga terhadap buku (price-to-book ratio) 4,6 kali. Maybank sedang membeli kepemilikan saham dari perusahaan investasi milik negara Singapura, Temasek Holdings dan Kookmin Bank, Korea Selatan. Atas penyelesaian tersebut, Maybank akan melakukan penawaran tender untuk sisa 44 persen saham BII, yang nilainya diperkirakan mencapai 3,8 miliar ringgit. "Pasar mengkhawatirkan akuisis itu akan memakan waktu lama untuk meraih keuntungan, karena harga yang diberikan mahal," kata Wee Kim Hong, kepala riset M&A Securities. "Delapan miliar ringgit untuk sebuah bank adalah tinggi berdasarkan standar Malaysia," kata Wee. "Akuisisi ini akan memperbesar prospek pertumbuhan Maybank di Indonesia. Hal ini juga merupakan langkah besar dalam strategi kami untuk memperluas operasional ke tingkat regional," kata pejabat CEO Maybank Aminuddin Desa. Indonesia, ekonomi terbesar di Asia Tenggara, akan menjadi pasar palig penting kedua untuk Maybank di luar Malaysia, kata Aminuddin. Ia mengatakan, harga pembelian tersebut 20 persen lebih tinggi dari nilai perdagangan sekarang dari bank-bank besar lainnya di Indonesia. "Itu hal normal bahwa anda membayar sebuah premium untuk sebuah saham pengendali. Maybank ingin menjadi sebuah bank regional. Indonesia merupakan sebuah pasar dengan potensi pertumbuhan kuat, kami tidak mau kehilangan," kata dia. Tetapi, para analis mengatakan Maybank membayar terlalu banyak untuk BII. BII yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) ini dapat menguntungkan, namun laba bersihnya dalam beberapa tahun terakhir telah turun, kata mereka. "Sementara kami percaya bahwa Indonesia adalah sebuah tempat yang bagus, kami pikir jumkah yang dibayar untuk BII susah untuk dijastifikasi," kata Merrill Lynch. Pialang itu telah menurunkan peringkat Maybank menjadi "jual" dari "netral". "Mengejutkan, harga transaksi itu lebih tinggi dari perkiraan," kata Citigroup dalam sebuah catatannya. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2008