Brisbane (ANTARA News) - Konsulat Jenderal RI di Sydney dan Garuda Indonesia akan menggelar "Discover Indonesia" (Temukan Indonesia) bagi para pelaku industri pariwisata dan media massa Australia untuk memperkenalkan potensi pariwisata Nusantara di luar Bali. Program "Discover Indonesia" yang digelar untuk mendukung Tahun Kunjungan Wisata Indonesia (VIY) 2008 ini akan dilaksanakan selama dua minggu pada akhir Juli 2008, kata Kabid Penerangan KJRI Sydney, Minister Counsellor Pratito Soeharyo kepada ANTARA News, Jumat. Para wakil dari 20 biro perjalanan wisata yang membuat paket-paket perjalanan wisata serta beberapa pekerja media televisi dan surat kabar di Australia akan diundang untuk mengikuti program ini, katanya. "Kita akan mengarahkan mereka pada potensi eko-turisme yang ada di Pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Papua," katanya. Pratito mengatakan, beberapa gubernur yang disurati KJRI Sydney terkait dengan program "Discover Indonesia" ini diharapkan responsif dan bersiap untuk menonjolkan satu atau dua obyek wisata unggulan daerah mereka masing-masing. "Kita ingin masing-masing daerah menonjolkan satu atau dua destinasi wisata yang benar-benar proper (siap) untuk dikunjungi turis asing," katanya. Kesiapan suatu obyek wisata yang akan masuk dalam destinasi program "Discover Indonesia" itu tidak hanya diukur dari obyek wisatanya semata tetapi juga akomodasi dan transporasi, katanya. "Alat transportasi yang dimaksud tidak harus selalu berarti baru. Alat transportasi yang antik asal safe (memenuhi standar keselamatan-red) juga oke," katanya. Pratito mengatakan, unsur keselamatan dan kenyamanan sangat penting mengingat para peserta program ini adalah para wakil biro-biro perjalanan wisata utama yang ada di tiga negara bagian Australia yang masuk wilayah administratif KJRI Sydney. Biro-biro perjalanan yang akan diundang itu berasal dari Brisbane, Sydney, Adelaide, Cairns, Townsville, dan kota-kota lain yang ada di Queensland, New South Wales, dan Australia Selatan, katanya. "Kita harapkan mereka nantinya bisa menawarkan paket perjalanan wisata ke obyek-obyek wisata menarik di daerah-daerah yang akan dikunjungi," katanya. Beberapa obyek wisata seperti taman laut Bunaken, cagar alam Banten, pusat preservasi orangutan Kalimantan, Danau Toba Sumatera Utara, dan destinasi wisata yang ada di sekitar Bandung, Malang, dan Yogyakarta akan dipertimbangkan sebagai destinasi program ini. Program "Discover Indonesia" sebelumnya pernah dicoba saat dia bertugas di kantor perwakilan RI di salah satu negara Eropa antara tahun 1996 dan 2000. Ketika itu, ia bersama diplomat RI lainnya memperkenalkan potensi pariwisata Indonesia kepada para wisatawan Hongaria, Kroasia, Bosnia, dan Slovenia dengan menggandeng biro perjalanan wisata Rusia. "Program ini mencapai hasil yang baik. Buktinya turis-turis asal Hongaria sudah mengunjungi Bali dan bahkan sudah ada restoran Hongaria di Bali. Ini adalah investasi jangka panjang," katanya. Namun Pratito mengingatkan pentingnya ketersediaan bahan informasi yang lengkap dan menarik tentang obyek-obyek wisata dan hal-hal lain yang terkait dengan sektor kepariwisataan nasional. Selama ini informasi semacam ini justru masih dirasakan sangat kurang. Untuk itu, pemerintah dan para pemangku industri pariwisata nasional perlu bekerja sama memenuhi kebutuhan mendasar ini supaya promosi pariwisata Indonesia semakin baik, katanya. "Kita harus mampu memasarkan produk wisata kita dengan sasaran yang jelas," katanya. Selama ini, wisatawan Australia yang menghabiskan masa liburannya di Indonesia masih menjadikan Bali sebagai tujuan utama mereka. (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2008