Jakarta (ANTARA News) - Nasib kelanjutan usaha dan operasional AdamAir belum jelas, meski pemegang saham sudah sepakat membayarkan gaji karyawan untuk Maret 2008 senilai Rp10 miliar. "Kami atas nama manajemen ingin operasional dan usaha AdamAir berlanjut, tetapi dalam rapat tadi GTS dan BSP menolaknya," kata Dirut AdamAir, Adam Aditya Suherman kepada pers usai Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) AdamAir di Jakarta, Kamis. GTS adalah Global Transport Services dan BSP (Bright Star Perkasa), keduanya anak perusahaan PT Bhakti Investama Tbk pemegang 50 persen saham, AdamAir, sedangkan 50 persen saham lainnya dipegang oleh Keluarga Suherman. "Pemegang saham dari Keluarga Suherman, setuju untuk diteruskan (operasi AdamAir, red)," katanya. Dengan demikian, kata Adam, situasinya masih "dead lock" (buntu). Namun, Adam enggan merinci alasan mengapa Bhakti menolak. "Silahkan, hal itu ditanyakan ke Bhakti," katanya. Adam menegaskan, pihaknya sampai saat ini juga belum mendapatkan laporan pertanggungjawaban Direktur Keuangan, Gustiono Kustianto yang merupakan perwakilan Bhakti di manajemen, tentang laporan keuangan 2007. "Karena itu, saya selaku Dirut sampai sekarang belum tahu aset AdamAir yang sebenarnya," kata Adam.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2008