New York (ANTARA News) - Pusat riset biomedis dan kesehatan masyarakat Indonesia-Amerika Serikat yang baru dibentuk pada Selasa (15/9) di Washington DC, akan menjadi satu-satunya lembaga kerjasama riset kesehatan antara kedua negara dan tidak mempekerjakan personil dari kalangan militer.

Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari kepada ANTARA di New York, Kamis, mengatakan, pusat riset yang dinamai "Indonesia-United States Center for Biomedical and Public Health Research" itu akan diresmikan pada November 2009 dan mulai beroperasi pada Januari 2010.

Ia juga menyatakan, pusat riset itu menjadi lembaga satu-satunya yang secara legal mewakili kerjasama riset kesehatan Indonesia dan AS.

"Lembaga baru ini akan mewakili semua kerjasama riset kesehatan, terutama riset biomedis dan kesehatan publik. Selain itu, tidak akan ada lembaga lain," kata Menkes, ketika ditanya apakah tetap akan ada lembaga kerjasama riset lainnya untuk RI-AS selain "Indonesia-United States Center for Biomedical and Public Health Research".

Saat menjawab pertanyaan, Siti Fadilah menyatakan puas dengan terbentuknya lembaga kerjasama riset yang baru itu.

"Ya (puas), karena kerjasama yang ini benar-benar berdasarkan prinsip yang adil, setara dan transparan. Itu model kerjasama yang belum pernah ada sebelumnya," kata Menkes.

Kesepakatan pembentukan "Indonesia-United States Center for Biomedical and Public Health Research" itu dicapai saat Menteri Siti Fadillah Supari melakukan pertemuan dengan mitranya, Menteri Kesehatan AS Kathleen Sebelius, di Washington, Selasa.

Dalam pernyataan bersama, keduanya sepakat bahwa lembaga kerjasama baru itu akan berada "di bawah kepemimpinan ilmiah sipil".

Kepada ANTARA, Siti Fadillah mengatakan kedua negara memang sepakat bahwa lembaga tersebut hanya akan dipimpin oleh orang-orang dari kalangan sipil dan beranggotakan para peneliti sipil juga.

"Untuk lembaga baru ini, tidak akan ada hubungannya dengan militer," kata Menkes menegaskan.

Mengenai siapa pejabat dari Indonesia dan AS yang akan menjadi pemimpin serta berapa jumlah ilmuwan masing-masing dari kedua negara yang akan dipekerjakan di lembaga tersebut, Siti mengatakan hal itu sedang dalam proses penentuan.

"Siapa yang akan memimpin, berapa jumlah (anggotanya) dan rincian klausul kerjasama, sedang digodok dan akan siap pada November nanti menjelang diluncurkan," ujarnya.

Menurut Menkes, pusat riset biomedis dan kesehatan masyarakat Indonesia-AS itu akan berlokasi di Indonesia, yaitu di Pustlitbang Departemen Kesehatan.

Proses negosiasi bagi pembentukan lembaga itu sendiri, ungkap Menkes, dimulai pada bulan Mei 2009, menyusul diluncurkannya komitmen AS dan Indonesia untuk membangun kemitraan menyeluruh antara kedua negara.

Komitmen tersebut dicapai saat Menlu AS Hillary Clinton berkunjung ke Indonesia dan melakukan pertemuan dengan Menlu Hassan Wirajuda di Jakarta pada 18-19 Februari.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009