Mogadishu (ANTARA News/Reuters) - Orang-orang bersenjata tak dikenal menembak mati seorang hakim Somalia utara yang telah memenjarakan sejumlah perompak dan anggota kelompok garis keras, kata polisi, Kamis.

Mohamed Abdi Aware ditembak beberapa kali di kepala dan dada oleh dua orang bertopeng ketika ia meninggalkan sebuah masjid pada Rabu malam di Bossaso, sebuah pelabuhan di kawasan semi-otonomi Puntland Somalia.

Puntland adalah pangkalan utama perompak yang menimbulkan kekacauan di jalur pelayaran strategis di lepas pantai Tanduk Afrika. Para ahli mengatakan, wilayah itu juga merupakan tempat bagi para penjahat terorganisasi, termasuk pemalsu uang dan penyelundup manusia.

Aware telah memenjarakan banyak orang dari kelompok-kelompok itu, termasuk beberapa anggota kelompok Islamis al-Shabaab.

Juga Rabu, dua orang yang bersenjatakan pistol membunuh seorang anggota parlemen daerah, Ibrahim Elmi Warsame, ketika ia duduk di warung teh di ibukota Puntland, Garowe.

"Dua orang melarikan diri dalam kegelapan setelah penembakan tersebut," kata saksi mata Jama Yusuf kepada Reuters melalui telefon.

Polisi mengatakan, mereka masih menyelidiki insiden itu, dan aparat keamanan tambahan dikerahkan di Bossaso pada tengah malam.

Perompak dari negara Tanduk Afrika yang gagal itu saat ini menahan sedikitnya 13 kapal dan lebih dari 230 orang awak kapal, termasuk pasangan Inggris yang kapal pesiarnya dibajak di lepas pantai Seychelles.

Selasa (10/11), perompak Somalia membajak sebuah kapal kargo Yunani dalam serangan terakhir yang menunjukkan kemampuan mereka menghindari armada angkatan laut internasional.

Patroli angkatan laut multinasional di jalur pelayaran strategis yang menghubungkan Eropa dengan Asia melalui Teluk Aden yang ramai tampaknya hanya membuat geng-geng perompak memperluas operasi serangan mereka semakin jauh ke Lautan India.

Andrew Mwangura, pejabat Program Bantuan Pelaut Afrika Timur yang berkantor di Kenya, menyebut kapal kargo Yunani yang dibajak pada Selasa itu sebagai MV Filitsa yang memiliki panjang 150 meter dan berbendera Kepulauan Marshall.

Ia menambahkan, kapal itu diawaki oleh tiga perwira Yunani dan 19 pelaut Filipina dan membawa sejumlah besar urea dari Kuwait dengan tujuan Afrika Selatan.

Pasukan Angkatan Laut Uni Eropa EU Navfor mengatakan, kapal Filitsa yang memiliki berat 23.709 ton itu dibajak di wilayah perairan Somalia selatan, sekitar 400 mil laut sebelah timurlaut Seychelles; sekitar 1.000 mil laut sebelah timur Mogadishu, ibukota Somalia.

Jarak itu kira-kira sama dengan ketika perompak Somalia berusaha membajak kapal minyak mentah Hong Kong namun gagal pada Senin (9/11). Serangan-serangan itu merupakan upaya perompakan terjauh selama ini.

Perairan di lepas pantai Somalia merupakan tempat paling rawan pembajakan di dunia, dan Biro Maritim Internasional melaporkan 24 serangan di kawasan itu antara April dan Juni tahun lalu saja.

Perompak menyerang lebih dari 130 kapal dagang tahun lalu, atau naik lebih dari 200 persen dari serangan tahun 2007, menurut Biro Maritim Internasional.

Kelompok-kelompok bajak laut Somalia, yang beroperasi di jalur pelayaran strategis yang menghubungkan Asia dan Eropa, memperoleh uang tebusan jutaan dolar dari pembajakan kapal-kapal di Lautan India dan Teluk Aden.

Perompakan meningkat di lepas pantai Somalia dalam beberapa tahun ini meski angkatan laut asing digelar di kawasan itu.

Dewan Keamanan PBB telah menyetujui operasi penyerbuan di wilayah perairan Somalia untuk memerangi perompakan, namun kapal-kapal perang yang berpatroli di daerah itu tidak berbuat banyak, menurut Menteri Perikanan Puntland Ahmed Saed Ali Nur.

Pemerintah transisi lemah Somalia, yang saat ini menghadapi pemberontakan berdarah, tidak mampu menghentikan aksi perompak yang membajak kapal-kapal dan menuntut uang tebusan bagi pembebasan kapal-kapal itu dan awak mereka.

Perompak, yang bersenjatakan granat roket dan senapan otomatis, menggunakan kapal-kapal cepat untuk memburu sasaran mereka.

Somalia dilanda pergolakan kekuasaan dan anarkisme sejak panglima-panglima perang menggulingkan diktator militer Mohamed Siad Barre pada 1991. Selain perompakan, penculikan dan kekerasan mematikan juga melanda negara tersebut.

Sejak awal 2007, gerilyawan menggunakan taktik bergaya Irak, termasuk serangan-serangan bom dan pembunuhan pejabat, pekerja bantuan, intelektual dan prajurit Ethiopia.

Sekitar 19.000 warga sipil tewas sejak awal 2007 dan lebih dari 1,5 juta orang hidup di tempat-tempat pengungsian di dalam negeri akibat konflik tersebut.

Pemerintah sementara telah menandatangani perjanjian perdamaian dengan sejumlah tokoh oposisi, namun kesepakatan itu ditolak oleh Al-Shabab dan kelompok-kelompok lain oposisi yang berhaluan keras.

Washington menyebut Al-Shabab sebagai sebuah organisasi teroris yang memiliki hubungan dekat dengan jaringan al-Qaeda pimpinan Osama bin Laden.

Gerilyawan muslim garis keras, yang meluncurkan ofensif sejak 7 Mei untuk menggulingkan pemerintah sementara dukungan PBB yang dipimpin oleh tokoh moderat Sharif Sheikh Ahmed, meningkatkan serangan-serangan mereka.

Tiga pejabat penting tewas dalam beberapa hari, yang mencakup seorang anggota parlemen, seorang komandan kepolisian Mogadishu dan seorang menteri yang terbunuh dalam serangan bom bunuh diri.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009