Mubarak tidak akan mampu menenangkan lagi
Washington (ANTARA News/AFP) - Presiden Mesir Hosni Mubarak harus pergi, menjelang protes besar menyerukan turunnya pemimpin otoriter itu, kata seorang senator AS usai pertemuan tertutup Senat, Selasa.

"Mubarak tidak akan mampu menenangkan lagi (rakyatnya), setelah sebelumnya dia mencoba menggelarkan pasukan keamanan dan memblokir akses Internet," tulis Senator Bill Nelson dalam satu kolom opini menyusul pertemuan tertutup Komisi Intelijen Senat yang membahas situasi terkini di Mesir dan Tunisia.

"Alih-alih, Tuan Mubarak harus angkat kaki," tambah Nelson. Kendati begitu, dia mengkhawatirkan  kejatuhan pemerintahan Mesir menjadi pintu bagi masuknya kaum ekstremis seperti kelompok oposisi Ikhwanul Muslimin.

Pernyataannya ini keluar di tengah demonstrasi nasioanl hari ketujuh menentang kekuasaan tiga dekade Mubarak yang mengguncang Mesir, dan membuat sedikitnya 125 orang meninggal karena penguasa veteran itu tetap bertahan untuk berkuasa.

Sebegitu jauh pemerintahan Presiden AS Barack Obama bereaksi dengan hati-hati terhadap salah satu sekutu terpentingnya di Timur Tengah, demi menunjukkan solidaritas kepada para demonstran yang menuntut demokrasi dan turunnya Mubarak dari kekuasaan.

Mesir juga merupakan salah satu dari dua negara Arab selain Yordania, yang mengakui sekutu terpenting AS, Israel.  Mesir dan Israel adalah dua negara penerima terbesar bantuan luar negeri AS.

Nelson juga menegaskan bahwa ada solusi jangka pendek yang bisa mengatasi gejolak dengan tetap mempertahankan Mubarak tapi dia harus menjamin diselenggarakannya pemilu yang bebas dan jujur.

Namun jika Mubarak tetap bertahan, dia seharusnya secepatnya menegakkan prinsip utama demokrasi ini, kata senator dari Demokrat daerah pemilihan Florida itu.

Sementara itu Kay Granger yang mengetuai Subkomisi DPR bidang Luar Negeri mengingatkan risiko ditundanya bantuan AS kepada Mesir.

"Di samping ada seruan untuk menghentikan bantuan ekonomi dan militer ke Mesir, saya menimbau untuk hati-hati menentukan apa yang menjadi respons AS nantinya," kata senator Republik dari Texas tersebut.

"Adalah penting sekali untuk memusyawarkan langkah-langkah yang kita ambil. Mesir telah berpengaruh moderat di Timur Tengah dan memiliki kesepakatan damai dengan Israel. Saya terus lekat memonitor peristiwa-peristiwa di lapangan," sambung Granger.

Pertemuan panel Senat juga mendiskusikan situasi di Tunisia di mana demonstran telah menyebabkan ambruknya orang kuat Zine El Abidine Ben Ali yang kemudian mengilhami gerakan serupa di Mesir. (*)

Penerjemah: Jafar M Sidik
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2011