Kairo (ANTARA News) - Pasukan militer Mesir Sabtu mulai menyingkirkan barikade-barikade di seluruh Lapangan Tahrir, Kairo, yang menjadi pusat recolusi rakyat yang menumbangkan orang kuat Hosni Mubarak dari pemerintahan 30 tahun.

Tank-tank meluncur ke sisi jalan utama yang menuju ke alun-alun itu dan para relawan sipil membantu tentara untuk menghilangkan penghalanh-penghalang logam, kawat berduri dan rongsokan mobil-mobil yang pada kerusuhan yang berlangsung selama 18-hari itu, demikian AFP melaporkan.

Mereka juga mulai membongkar hambatan sekitar museum nasional yang ada di dekatnya, rumah bagi harta karun Mesir yang berupa barang-barang antik.

Para pemimpin dunia, Jumat, menyambut penggulingan Presiden Mesir Hosni Mubarak sebagai kemenangan bersejarah kekuatan rakyat, yang membuka jalan bagi demokrasi.

Presiden Mubarak dan keluarganya melarikan ke kota resor Laut Merah Shark el=Sheiks sesaat pengumuman mengundurkan diri.

Kemunduran Mubarak terjadi sehari setelah ia membuat marah para pemrotes karena menolak mundur.

Pesan-pesan ucapan selamat kepada rakyat Mesir dari seluruh pemimpin dunia membanjir.

Presiden Amerika Serikat Barack Obama mengatakan rakyat Mesir telah berbicara dan bersedia menerima "demokrasi sejati".

Angkatan bersenjata Mesir kini harus menjamin transisi politik yang "dapat dipercaya rakyat Mesir", kata Obama. Ia memperingatkan bahwa "hari-hari ke depan mungkin sulit".

Sekjen PBB Ban Ki-moon memuji Mubarak karena mematuhi keinginan rakyat dan mengambil satu "keputusan sulit, demi kepentingan lebih luas rakyat Mesir".

Presiden Prancis Nicolas Sarkozy menghormati keputusan yang "berani dan perlu" Mubarak untuk mengundurkan diri, dan menambakan, "Prancis mwnywrukan kepada seluruh rakyat Mesir untuk melanjutkan perjuangan mereka menuju kebebasan."

Kanselir Jerman Angela Merkel mengayatakan pengunduran diri Mubarak merupakan satu "perubahan bersejarah" dan ia mengharapkan pemerintah Mesir mendatang akan "tetap mempertahankan keamanan di Timur Tengah, perjanjian-perjanjian yang ditandatangani dengan Israel dihormati dan keamanan Israel dijamin".

Perdana menteri Inggris David Cameron mengatakan bahwa dengan mundurnya Mubarak, Mesir memiliki satu kesempatan "yang benar-benar matang untuk memiliki satu pemerintah yang dapat membawa persatuan negara itu".

Menlu Rusia Sergei Lavrov mengharapkan pergantian kekuasaan itu akan membantu pemulihan stabilitas.

Italia, yang sebelumnya berbeda pendapat dengan para pemimpin lain Barat, mendukung Mubarak melanjutkan masa jabatannya, tetapi Menlu Franco Frattini dalam sebuah pernyataan mengatakan pengunduran diri Mubarak itu merupakan "perkembangan penting bagi rakyat Mesir dan aspirasi-aspirasi demokratis sahnya".

Di Brussels, kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Catherine Ashton menyatakan orang kuat Mesir yang berusia 82 tahun itu telah "mendengar suara-suara rakyat mesir" yang melancarkan protes-protes besar lebih dari dua minggu menuntut dia mengundurkan diri.

Spanyol juga menyerukan dipercepat reformasi-reformasi di Mesir.

Perdana Menteri Kanada Stephen Harper menekankan tentang perlunya diselenggarakan pemilu yang bebas dan jujur dan menghormati hak-hak asasi manusia termasuk minoritas-minoritas.

Presiden Afrika Selatan Jacob Zuma memuji Mubarak kerena "memiliki pemikiran sebagai seorang pemimpin menempatkan kepentingan Mesir diatas kepentingannya sendiri".

Reaksi-reaksi juga datang dari seluruh negara dunia Islam.

Iran menyebut para pemrotes Mesir telah mencapai satu "kemenangan besar."

"Penaklukan terhadap pejabat yang terus tergantung pada negara-negara besar dunia adalah satu kemenenangan besar," kata juru bicara kementerian luar negeri Ramin Mehmanparast kepada televisi Al Alam Iran.(*)
(Uu.H-AK/B002)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011