Janganlah kita menganastanamakan Islam, tetapi pada praktiknya tidak menunjukkan jati diri keislaman"
Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengajak seluruh kaum muslimin untuk menampilkan wajah Islam yang ramah dan toleran serta menjauhi tindakan kekerasan dan anarkistis dalam perikehidupan masyarakat.

"Pada saat yang sama, kita juga harus menampilkan Islam yang indah, Islam yang damai, dan Islam yang melarang tindak kekerasan. Kita harus senantiasa menunjukkan wajah Islam yang ramah dan toleran. Islam yang menjadi rahmatan lil alamin (rahmat bagi semesta)," kata Presiden pada peringatan Nuzulul Quran di Istana Negara, Jumat malam,

Presiden mengatakan Islam tidak menghalalkan tindak kekerasan semena-mena, apalagi zalim terhadap sesama. "Apa pun alasannya, tindakan kekerasan tentu tidak dibenarkan. Apalagi tindak kekerasan yang mengatasnamakan agama atau berdalih menegakkan agama," kata Presiden. 

Yudhoyono menegaskan, tidak boleh ada sekelompok orang yang dengan sesuka hatinya bertindak main hakim sendiri. Perintah amar ma'ruf nahi munkar (mengajak kebaikan dan mencegah) harus dijalankan dengan aturan yang benar.

"Kita memiliki aturan dan pranata hukum yang harus kita taati bersama. Hukum harus ditegakkan. Keamanan dan ketertiban masyarakat, juga harus dijamin dan dijaga," katanya.

Presiden mengungkapkan, apabila ada pihak-pihak tertentu yang merasa paling benar dan merasa berhak melakukan tindakan di luar hukum dengan dalih apapun, termasuk agama, maka akan tercipta kekacauan dan keonaran.

Presiden menyeru umat Islam untuk menjauhkan diri dari praktik-praktik yang melunturkan citra Islam.  "Janganlah kita menganastanamakan Islam, tetapi pada praktiknya tidak menunjukkan jati diri keislaman," kata Yudhoyono.

Pewarta: Muhammad Arief iskandar
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2013