Jakarta (ANTARA News) - Perseroan Terbatas Bank Negara Indonesia mendapatkan pengakuan dan memperoleh empat anugerah dari hasil jajak pendapat independen tentang tata kelola perusahaan yang dilakukan majalah terkemuka, Asiamoney.

Dalam keterangan pers tertulis BNI yang diterima di Jakarta, Sabtu, seluruh anugerah tersebut telah diberikan oleh Editor Asiamoney Mark Baker kepada Direktur Utama BNI Gatot Suwondo dalam acara di Hong Kong.

Empat anugerah itu, antara lain Indonesia Best Overall Corporate Governance, Indonesia Best for Disclosure and Transparency, Indonesia Best for Investor Relations, serta Indonesia Best for Shareholders Right and Equitable Treatment.

Hasil ini merupakan pengakuan kepada BNI yang telah meningkatkan level kualitas tata kelola menjadi perusahaan yang transparan dan memiliki keterbukaan informasi, yaitu transparansi dan keterbukaan informasi, hubungan investor, serta perlakuan adil dan wajar terhadap hak pemegang saham.

Sebelumnya, berdasarkan survei Asiamoney, BNI dinyatakan sebagai bank terbaik di Indonesia sepanjang 2014. Sebanyak 322 responden dari 189 lembaga dari seluruh dunia mengikuti survei itu atau dua kali lipat dari respoden dan lembaga yang ikut dalam survei sejenis pada tahun 2013.

Gatot Suwondo mengungkapkan bahwa pesan dari survei Asiamoney adalah bahwa komitmen perusahaan terhadap tata kelola perusahaan yang baik dapat meningkatkan nilai perusahaan di mata pelaku pasar, salah satunya para pemegang saham.

Menurut catatan, harga saham BNI di akhir tahun 2008 tercatat sebesar Rp644 per lembar saham, dan terus bergerak naik hingga akhir Desember 2014 mencapai Rp6.100,00 per lembar saham atau mengalami apresiasi hampir 1000 persen.

"Bank Negara Indonesia menyakini komitmen terhadap peningkatan transparansi perusahaan akan meningkatkan nilai perusahaan di mata investor serta memberikan hak dan perlakuan yang setara kepada pemegang saham," kata Gatot.

Sejak 2007, kata dia, manajemen BNI berkomitmen melaksanakan prinsip-prinsip tata kelola secara konsisten dalam menjalankan bisnis, sesuai dengan misi kelima BNI, yaitu menjadi acuan pelaksanaan kepatuhan dan tata kelola perusahaan yang baik di industri perbankan Indonesia.

Berbagai langkah yang telah dilakukan BNI adalah menerbitkan Corporate Governance Handbook, kode etik BNI, mengelola data governance dengan baik, dan mengaplikasikan Whistle Blowing System (WBS) secara efektif.

Sementara itu, BNI mencatatkan perolehan laba bersih setelah pajak sebesar Rp10,8 triliun pada akhir tahun 2014, atau meningkat hampir sepuluh kali lipat dari yang tercatat pada tahun 2008, yaitu sebesar Rp1,22 triliun.

Kemampuan BNI dalam mendayagunakan modal juga meningkat tajam, terefleksi dari nilai Return on Equity (ROE) yang tercatat sebesar 23,5 persen pada tahun 2014 atau meningkat dari ROE pada tahun 2008 yang hanya tercatat sebesar 7,5 persen.

Pencapaian ROE tersebut, berada jauh di atas rata-rata tingkat keuntungan yang diharapkan (expected rate of return) oleh para pemodal di Indonesia yang berada pada kisaran 15--17 persen per tahun (pendekatan Capital Asset Pricing Model yang digunakan pemodal secara luas).

Seperti kemampuan BNI dalam memperoleh laba terhadap aset yang dimiliki, tercatat Return on Asset (ROA) sebesar 3,5 persen pada tahun 2014 atau meningkat signifikan dibandingkan ROA 1,1 persen dalam kurun waktu tujuh tahun sebelumnya.

Setelah transformasi dalam jangka waktu tujuh tahun yang memperlihatkan perbaikan kinerja yang relatif cukup signifikan dan mengingat potensi pertumbuhan serta peningkatan kinerja yang masih dapat dicapai maka saham BNI segera diupayakan menuju saham Bank Premium.

Pewarta: Satyagraha
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015