Bangkok (ANTARA News) - Raja Thailand Bhumibol Adulyadej yang dipuja-puja pada Senin muncul di depan publik setelah tidak menunjukkan diri pada perayaan nasional untuk memperingati hari ulang tahunnya awal Desember.

Televisi lokal menayangkan gambar raja, yang pada 5 Desember berulang tahun ke-88, sedang mengambil sumpah puluhan hakim di ruang penerimaan tamu di sebuah rumat sakit di Bangkok, tempat ia menjalani perawatan.

Dalam gambar yang tidak menyebutkan tanggal itu, Raja, dengan mengenakan setelan jas gelap serta dasari berwarna-warni, tidak berbicara saat upacara. Menurut berita resmi kerajaan, upacara itu berlangsung pada Senin sore.

Pengumuman-pengumuman menyangkut kesehatan Raja datang dari Biro Rumah Tangga Kerajaan, yang sangat ketat mengawasi pemberintaan mengenai keluarga kerajaan.

Raja Bhumibol dilihat oleh masyarakat umum terakhir kali pada 1 September dan ia tidak muncul pada hari ulang tahunnya. Tahun ini merupakan kedua kalinya ia tidak tampil untuk merayakan hari ulang tahunnya.

Selama beberapa bulan terakhir ini, Raja menjalani perawatan di Rumah Sakit Siriraj karena penyakit hidrosefalus yang dideritanya.

Kondisi Raja, yang saat ini merupakan sosok paling lama di dunia yang memimpin kerajaan, selalu mengundang keingintahuan masyarakat namun tidak bisa dibicarakan secara terbuka di negara kerajaan itu. Keluarga kerajaan dilindungi salah satu hukum paling ketat di dunia menyangkut penghinaan terhadap kerajaan.

Kasus penuntutan di bawah pemerintahan militer, yang mengambil alih kekuasaan melalui kudeta pada 2014, terhadap mereka yang menghina kerajaan telah meningkat secara dramatis.

Pasal 112 kitab undang-undang hukum pidana negara tersebut menyebutkan bahwa penghina raja, ratu, pewaris atau pejabat -yang ditunjuk untuk memimpin kerajaan karena kondisi tertentu- akan mendapatkan hukuman penjara hingga 15 tahun.

Pekan lalu, ribuan pengendara sepeda dengan dipimpin oleh Putera Mahkota Maha Vajiralongkorn berarakan di Bangkok dalam ajang "Bike For Dad" sebagai penghormatan bagi Raja.

Dua tersangka meninggal dalam penahanan selama penyelidikan yang dijalankan kepolisian terhadap tindakan korupsi yang melibatkan acara "Bike For Dad" itu dan acara sepeda lainnya -yang ditujukan untuk merayakan Ratu Sirikit.

Sejumlah orang diduga mengaku diri mereka memiliki hubungan dekat dengan keluarga kerajaan untuk menggalang dana bagi acara-acara bersepeda.

Polisi, pekan lalu, mengatakan mereka telah meluncurkan penyelidikan terhadap Duta Besar Amerika Serikat untuk Thailand, Glyn Davies, setelah sang duta besar mengkritik masa hukuman penjara yang "lama dan belum pernah terjadi sebelumnya" bagi para terdakwa yang dianggap bersalah menghina kerajaan. Demikian laporan Reuters.

(Uu.T008)

Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015