London (ANTARA News) – Inggris menaikkan tingkat kewaspadaannya terhadap ancaman teror menjadi "kritis", yang berarti sebuah serangan baru diyakini akan segera terjadi, dan militer dikerahkan untuk membantu polisi bersenjata, kata Perdana Menteri Inggris Theresa May, Selasa (23/5) waktu setempat.

"Kita tidak dapat mengabaikan bahwa ada sekelompok individu yang lebih luas terkait dengan serangan ini," katanya setelah seorang pengebom bunuh diri menewaskan 22 orang, termasuk anak-anak, di sebuah konser musisi pop Ariana Grande pada Senin malam di Manchester.

Berbicara dari kediaman Downing Street-nya, May mengatakan bahwa polisi bersenjata yang biasanya melindungi titik-titik strategis akan digantikan oleh anggota angkatan bersenjata di bawah Operation Temperer.

"Ini berarti bahwa polisi bersenjata yang bertugas menjaga lokasi-lokasi utama akan digantikan oleh angkatan bersenjata, yang akan memungkinkan polisi untuk secara signifikan meningkatkan jumlah petugas bersenjata yang berpatroli di lokasi-lokasi kunci.

"Anda mungkin juga melihat personel militer ditempatkan di acara tertentu seperti konser dan pertandingan olahraga, membantu polisi menjaga keamanan publik," katanya seperti dilansir AFP.

Terakhir kali tingkat kewaspadaan dinaikkan menjadi kritis di Inggris terjadi pada Juni 2007 setelah percobaan pengeboman mobil di Bandara Glasgow.


Baca juga: (Ratu Elizabeth II kecam serangan teror Manchester)

Baca juga: (Paus Fransiskus sedih atas serangan barbar di Manchester)

Penerjemah: Nanien Yuniar
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2017