Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah menginginkan kapasitas BUMN baja PT Krakatau Steel (KS) naik dua kali lipat baik untuk pengolahan baja maupun besi dalam rangka memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri. "Untuk mendobelkan kapasitas ada berbagai macam caranya. KS punya opsi bisa mengerjakan sendiri, bekerjasama dengan orang lain, atau mereka bisa memberikan tempatnya kepada orang lain tanpa mengikutsertakan likuitas atau saham perusahaan," ujar Kepala BKPM, M Lutfi, di Jakarta, Kamis. Ia menekankan bagi pemerintah yang terpenting adalah KS mampu menaikkan dua kali lipat kapasitas produksinya dengan cakupan produk yang lebih luas untuk memenuhi beragam kebutuhan di dalam negeri, seperti otomotif. Menurut Lutfi, akibat ketidakmampuan Indonesia memasok kebutuhan baja untuk industri otomotif, misalnya, Jepang memintah pemerintah menghapuskan bea masuk baja khusus dalam kerangka Kemitraan Ekonomi Indonesia-Jepang (IJEPA). Ia mengatakan tidak masalah bagi pemerintah mengembangkan kapasitas KS dengan cara apapun apakah penjualan strategis atau penjualan saham ke publik (IPO). "Kalau dengan IPO, KS bisa mendoblekan kapasitas, tidak apa-apa. Tapi kami ingin mengingatkan, KS sudah berjanji kepada Wapres untuk meningkatkan dua kali lipat kapasitas produksinya di Kalimantan, sudah dua tahun hingga saat ini belum ada realisasinya," ujarnya. Lutfi juga mengakui sesuai regulasi kewenangan privatisasi KS untuk meningkatkan kemampuannya berada di tangan Kantor Meneg BUMN, atas persetujuan DPR karena terkait harta negara yang dikelola Departemen Keuangan (Depkeu). "Tugas kami melakukan promosi investasi," katanya. Dalam kerangka promosi tersebut, lanjut dia, BKPM telah berbicara dengan produsen baja Korea Selatan, Pohang Steel dan produsen baja di China, serta banyak lagi produsen baja di negara lain yang cakupannya tidak internasional. Sedangkan produsen baja yang yang cakupannya internasional dan telah menyatakan minat menjadi mitra KS antara lain adalah Arcellor Mittal, Tata, Bluescope, serta Essar. "Perusahaan lokal belum ada yang menawarkan (kerjasama dengan KS). Kepentingan kami dan Depperin tujuannya sama, mendobelkan kapasitas KS. Masalah penjualan strategis atau IPO diputuskan oleh meneg BUMN dan Depkeu untuk mendapatkan nilai yang terbaik," katanya. Pada kesempatan itu dia mengemukakan alasan mengapa pihaknya lebih cenderung ke arah penjualan strategis dalam privatisasi KS, yaitu karena KS selalu dipermainkan oleh perusahaan penyedia bahan baku bijih besi. Menurut dia, kadang KS membeli "pellet" (bahan baku baja) lebih mahal. "Untuk itu diperlukan pemain baja kelas dunia sebagai mitra agar KS berkembang lebih cepat," kata Lutfi.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008