Cirebon (ANTARA News) - Setengah jam sebelum terjadi aksi penyerangan ke Sekretariat Front Pembela Islam (FPI) di Jalan Fatahilah, Plered, Kabupaten Cirebon, Minggu malam, Ketua FPI Cirebon Habib Muhamad Husein menerima SMS bernada ancaman sweeping terhadap anggota FPI. "Sehabis sholat Isa saya menerima SMS yang menyatakan ada pertemuan di Kempek yang memutuskan untuk melakukan sweeping FPI di Plered dengan pengirim mengaku sebagai Syarif Thorik Yahya. Saya anggap itu hanya lelucon," kata Habib Muhamad Husein kepada ANTARA di Sekretariat FPI Cirebon di Gang Dukuh Dalem, Desa Setu Kulon, Kecamatan Plered, Kabupaten Cirebon, Minggu malam. Habib Husein mengaku tidak tahu ada peristiwa kekerasan di Silang Monas Jakarta yang dilakukan massa FPI terhadap Aliansi Kebangsaan Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan (AKKBB) yang menyebabkan tokoh NU KH Maman Imanul Haq menjadi korban. "Saya tidak tahu ada kejadian itu, sehingga SMS itu tidak saya tanggapi serius. Tetapi dengan kejadian ini, saya yakin aksi pengrusakan di sini merupakan ekses dari kejadian di Jakarta," katanya. Untuk menciptakan situasi kondusif, pihaknya meminta kepada Kapolres Cirebon AKBP Edhy Mustofa memfasilitasi pertemuan antara FPI dengan tokoh-tokoh yang mengadakan pertemuan di Pesantren Kempek, Minggu sore tadi. "Saya kira perlu ada pertemuan supaya masalahnya menjadi jelas dan tidak saling curiga. Kapolres saya minta sebagai fasilitator," katanya. Terkait usul itu, Kapolres Cirebon menyatakan kesiapan menjadi fasilitator untuk pertemuan antar semua elemen umat Islam di Kabupaten Cirebon untuk mencegah ekses kejadian di Jakarta merembet ke daerah. "Tidak hanya FPI dengan NU saja, tetapi semua Ormas Islam akan saya kumpulkan. Jangan sampai umat Islam mudah diadu domba. Saya akan segera menggelar pertemuan kalau bisa Senin besok," kata Kapolres. Ia juga menyatakan, para penyerang belum tentu dari kalangan NU atau PKB, sehingga semua pihak diminta untuk menahan diri jangan sampai persoalan menjadi semakin meluas. "Saya akan usut kasus ini, dan tidak perlu main hakim sendiri," katanya. Seperti diberitakan sebelumnya, puluhan warga NU terdiri dari unsur PMII dan Anshor, Minggu malam sekitar pukul 20.00 WIB menyerang Sekretariat Front Pembela Islam (FPI) Cirebon, di Jalan Fatahilah, Gang Dukuh Dalem, Desa Setu Kulon, Kecamatan Plered, Kabupaten Cirebon. Tindakan massa NU dari kalangan muda itu untuk membalas sakit hati warga NU karena KH Maman Imanulhaq, tokoh NU yang juga anggota Dewan Syuro DPP PKB, menjadi korban pemukulan massa FPI di sekitar Silang Monas, Jakarta. Sebelumnya sejumlah kyai dan ormas Islam lainnya mengadakan pertemuan di Pesantren Kempek Cirebon untuk mengutuk kekerasan yang dilakukan massa FPI terhadap Aliansi Kebangsaan Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan (AKKBB) yang baru selesai mengadakan aksi damai di Silang Monas, Jakarta, Minggu siang. Menurut Ketua GMNI Kabupaten Cirebon Ujang Kusuma Atmawijaya yang ikut dibelakang rombongan penyerang itu, aksi tersebut tidak diagendakan tetapi spontanitas terjadi saat melihat ada papan nama FPI. "Saya ikut pertemuan di Kempek, tetapi kami membuat pernyataan sendiri yang mengutuk kekerasan massa FPI di Jakarta," katanya yang saat itu tengah berjalan pulang dibelakang rombongan massa NU. Usai pertemuan massa kemudian membubarkan diri, namun sebagian massa yang melintasi Sekretariat FPI Cirebon kemudian terpancing untuk melakukan pengrusakan dengan merobohkan papan nama FPI di mulut Gang Dukuh Dalem. Massa sempat berusaha masuk untuk menyerbu Sekretariat FPI, namun Ketua RT03 Darto segera menemui massa yang berkerumun dan menjelaskan bahwa di tempat itu tidak ada Sekretariat FPI tetapi yang ada hanya papan namanya saja. "Tidak ada Kantor FPI di sini, kalau itu hanya papan nama saja," katanya kepada kerumunan massa yang kemudian membubarkan diri ke arah Sumber.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008