Surabaya (ANTARA News) - Pakar politik Prof Ramlan Surbakti menilai kemenangan Calon presiden AS dari Partai Demokrat, Barack Obama, hanya menguntungkan Indonesia secara simbolik. "Pengaruhnya ke Indonesia simbolik, sedang pengaruh secara kebijakan masih bergantung politik luar negeri yang diadopsi Obama," katanya kepada ANTARA News di Surabaya, Senin. Ia mengemukakan hal itu menanggapi deklarasi kemenangan Obama dalam pertarungan berat untuk lolos sebagai kandidat dari partainya di arena hoki St Paul, Minnessota, AS (3/6). Menurut guru besar Ilmu Politik di Universitas Airlangga (Unair) Surabaya itu, pengaruh simbolik dari kemenangan Obama merupakan keniscayaan, karena Obama pernah hidup dan mempunyai kenangan di Indonesia. "Tapi, pengaruh secara kebijakan sangat bergantung politik luar negeri dari Obama sendiri. Yang jelas, politik luar negeri Partai Republik dan Partai Demokrat memang berbeda," katanya. Mantan anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) Pusat (2000-2007) itu mengatakan kebijakan politik Partai Republik lebih berorientasi ke pasar swasta dan penguasaan senjata di tingkat dunia. "Itu sangat berbeda dengan politik luar negeri dari Partai Demokrat yang meloloskan Obama, karena Partai Demokrat lebih berorientasi kepada masalah kemanusiaan seperti HAM dan kemiskinan," katanya. Obama adalah seorang senator Illinois yang akan menjadi presiden pertama AS dari warga kulit hitam itu memperoleh delegasi yang cukup untuk menang melawan Senator New York Hillary Clinton bagi kandidat Demokrat. Suami dari Michelle itu memperoleh 2.156 delegasi dari 2.118 delegasi yang dibutuhkan untuk menjadi kandidat, sedangkan Hillary memperoleh 1.933 delegasi. Pemilihan presiden AS sendiri berlangsung pada Nopember 2008.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2008