Jakarta (ANTARA News) - Ratusan orang memadati Taman Fatahillah, Jakarta Utara, Minggu malam, menikmati berbagai hiburan dalam acara "Batavia Art Festival" (BAF) yang digelar untuk memeriahkan Hari Ulang Tahun Jakarta ke-481. Di depan layar tancap yang terpampang di sisi utara Taman Fatahillah, terlihat puluhan anak muda, orang tua, hingga anak-anak saling berdesakan menyaksikan film "Fatahillah" (1997). Mereka menonton dengan cara berdiri, ada yang duduk di lesehan di lantai, ada pula menyaksikan dari jauh dengan cara duduk di atas motor mereka. Sementara masih di area Taman Fatahillah tepatnya di depan Museum Sejarah Jakarta, puluhan anak muda menyaksikan penampilan sejumlah grup musik yang juga memeriahkan BAF 2008. Di kanan-kiri panggung terdapat ornamen-ornamen Betawi yang warna-warni, sedangkan di bagian tengah panggung para personil band tengah beraksi. Acara "Batavia Art Festival" merupakan kegiatan rutin yang digelar Museum Sejarah Jakarta dalam rangka memeriahkan Ulang Tahun Jakarta yang jatuh setiap tanggal 22 Juni. BAF berlangsung mulai tahun 2002 dan tahun ini telah memasuki penyelenggaraan yang ke-10. Kepala Unit Pelaksana Teknis Museum Sejarah Jakarta Dinas Pariwisata dan Permuseuman DKI Jakarta, MR Manik mengatakan BAF bertujuan untuk memberikan nuansa pesta ulang tahun yang berbeda, tidak sekedar berhura-hura, tetapi juga mengandung unsur edukatif, rekreatif, dan atraktif, serta sesuai untuk semua kalangan dan latar belakang. "Dari tahun ke tahun acara ini semakin meriah dan dipenuhi warga Jakarta yang ingin menikmati berbagai acara. Saya berterima kasih pada segenap warga di sekitar kawasan Kota Tua karena telah mampu menjaga suasana tetap aman dan nyaman sehingga dapat dikunjungi banyak roang seperti sekarang," katanya dalam sambutan pembukaan acara. BAF berlangsung di Taman Fatahillah sejak pukul 10.00 WIB. Sejauh mata memandang ke arah taman, yang terlihat adalah kumpulan tenda-tenda yang ramai dengan kerumunan orang. "Tenda-tenda itu berjajar berdasarkan nama kampung masing-masing,` kata Atik, staf Museum Sejarah Jakarta.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008