Kabul (ANTARA News) - Jumlah tentara asing tewas di Afganistan pada bulan lalu mencapai angka tertinggi sejak kejatuhan Taliban pada ahir 2001, kata demikian laporan DPA. Juni 2008 juga menjadi bulan kedua secara berturut-turut tentara asing tewas di Afganistan melebihi yang tewas di Irak, begitulah kutipandari laman http://www.icasualties.org. Angka itu menunjukkan bahwa 45 tentara pimpinan persekutuan pertahanan Atlantik utara NATO dan Amerika Serikat itu tewas akibat pertempuran, serangan dan kecelakaan di Afganistan pada Juni. Di Irak, angka tersebut 30. Sebagian besar korban adalah tentara Amerika Serikat. Harian "The New York Times" menyebut angka 46 untuk Afganistan dan 31 di Irak. Pada Mei, bulan pertama kematian tentara tewas di Afgan melewati jumlah yang tewas di Irak, sekitar 31 tentara asing tewas di Afganistan, sementara di Irak tercatat 21 orang. Terdapat jumlah jauh lebih besar tentara asing di Irak daripada di Afganistan, tapi saat kekerasan menurun di Irak, kejadian serupa meningkat di Afganistan. Kebanyakan dari mereka tewas akibat bom jalanan, yang menghantam iringan atau ronda mereka. Jurubicara pasukan bantuan keamanan asing (ISAF) pimpinan NATO Jenderal Carlos Branco menyatakan angka itu seharusnya dilihat dalam kaitan peningkatan jumlah tentara asing untuk memerangi pejuang Taliban, yang bangkit kembali. "ISAF kini memiliki lebih banyak tentara daripada sebelumnya dan sekarang pergi ke tempat yang belum pernah didatanginya," kata Branco kepada kantor berita Prancis AFP. Taliban, yang memerintah Afganistan sejak 1996, mengobarkan perlawanan sejak digulingkan dari kekuasaan di negara itu oleh serbuan pimpinan Amerika Serikat pada 2001, karena menolak menyerahkan pemimpin Alqaida Osama bin Ladin, yang dituduh bertanggungjawab atas serangan di wilayah negara adidaya tersebut, yang menewaskan sekitar 3.000 orang pada 11 September 2001. Pasukan sekutu pimpinan Amerika Serikat dan pasukan ISAF berada di Afganistan untuk membantu pemerintah Presiden Hamid Karzai memerangi Taliban dan sekutu mereka. Peningkatan jumlah korban akibat kekerasan oleh Taliban di Afganistan membuat sejumlah negara berencana mengurangi atau menarik pasukannya, yang tergabung dalam ISAF. Dua tentara Kanada luka akibat serangan jibaku di Afganistan selatan pada Rabu, kata pejabat. Di propinsi Kandahar, Afganistan selatan, serangan jibaku menyasar iringan tentara Kanada melukai enam orang, kata pejabat setempat. Abdul Razzaq, pejabat polisi di kota perbatasan Spin Boldak di tempat serangan itu terjadi, dua tentara Kanada, dua penduduk dan banyak kontraktor keamanan penjaga perusahaan pembangunan jalan luka. Ia mengatakan kepada kantor berita Jerman Deutsche Presse-Agentur DPA bahwa pembom itu menabrakkan kendaraan sarat peledaknya ke iringan pasukan Kanada di jalan Kandahar-Spin Boldak pada pukul 11.20 (14.30 WIB). Tentara Kanada pimpinan persekutuan pertahanan Atlantik utara NATO tidak memberi tanggapan tentang apakah mereka menjadi korban. Taliban, lewatnya jurubicara Qari Yousuf Ahmadi, menyatakan bertanggungjawab atas serangan itu, yang menewaskan 10 orang Kanada. Ia menambahkan bahwa tiga kendaraan tentara Kanada hancur. Sekitar 2.500 tentara Kanada berpangkalan di propinsi bergolak Kandahar. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2008