Jakarta (ANTARA News) - Indonesia menjadi penggagas sekaligus tuan rumah dari "World Ocean Conference" (WOC) yang akan diselenggarakan 11 hingga 15 Mei 2009 di Manado, Sulawesi Utara. "Ini baru pertama kali digelar di dunia. Selama ini acara yang membahas soal laut sangat sedikit, padahal ada peran besar laut baik sebagai pengikat karbon maupun mencegah perubahan iklim," kata Plt Kepala Badan Riset Kelautan dan Perikanan (BRKP) Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP), Gellwynn Jusuf, di Jakarta, Selasa. Menurut dia, target yang diharapkan dapat diambil dari pelaksanaan konferensi tingkat dunia tersebut adalah agar setiap negara yang ikut menyepakati langkah apa yang akan diambil untuk menyelamatkan laut, serta bagaimana agar laut dapat membantu mencegah perubahan iklim. "Tapi bukan perubahan iklimnya yang dititik beratkan. Lautnya yang akan dikedepankan," ujar dia. Lebih lanjut, dia mengatakan, keuntungan bagi Indonesia sebagai salah satu negara kepulauan di dunia yang dua per tiga luas negara merupakan lautan adalah meminimalisir dampak dari perubahan iklim tersebut. Hasil studi yang sangat ilmiah menyebutkan pada 2030 sekitar 2.000 pulau Indonesia akan tenggelam jika tidak ada upaya sama sekali terhadap pencegahan dari dampak perubahan iklim dan pemanasan global, katanya. Sementara itu, WOC sendiri akan dihadiri oleh 1.000 peserta dari 111 negara yang memiliki laut, yakni 36 negara maju, 45 negara berkembang, dan 30 negara belum berkembang. WOC yang pertama ini akan mengangkat topik "Ocean and Climate Change" dan mengangkat tema "Climate Change Impact to Oceans and the Role of Oceans to Climate Change". Selain dihadiri oleh para Kepala Negara, acara tingkat dunia ini akan dihadiri pakar dan ilmuwan dunia di bidang kelautan. Dan diharapkan dari pertemuan ini akan ada Deklarasi Manado Ocean Declaration (MOD) sebagai titik awal dunia dalam menyelamatkan laut dan menghambat perubahan iklim. (*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008