Manado (ANTARA News) - Pemerintah Indonesia akan melindungi 20 juta hektare wilayah lautnya di seluruh Indonesia pada 2020, demikian Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam pidato pembukaan KTTB Inisiatif Segitiga Terumbu (Coral Triangle Initiative/CTI) di Manado, Jumat pagi.

"Perlindungan kawasan laut itu akan diberlakukan dengan ketat dan didanai," katanya.

Menurut Presiden, dalam tiga tahun mendatang pemerintah Indonesia akan mencari upaya meningkatkan dana nasional untuk program khusus pada rencana aksi CTI kawasan.

Presiden berjanji bahwa Pemerintah Indonesia akan mengalokasikan dana lima juta dolar AS untuk program CTI dan akan menandatangani dekrit presiden untuk membentuk komite nasional tingkat menteri yang akan bertemu rutin untuk membahas penerapan CTI.

Komitmen Indonesia untuk sungguh-sungguh melestarikan lautnya juga diwujudkan melalui penandatanganan Savu Sea National Marine Fisheries Sanctuary yang meliputi wilayah seluas 3,9 hektar di perbatasan Indonesia - Timor Leste.

Sebelumnya Indonesia menargetkan menciptakan kawasan laut terlindungi seluas 13,4 juta hektare, lebih luas dari target beberapa tahun lalu yaitu 10 juta hektare pada 2010.

Selain Yudhoyono, KTTB CTI juga dihadiri lima kepala negara/pemerintahan, yaitu Presiden Filipina Gloria M. Arroyo, PM Malaysia Najib Razak, PM Kepulauan Solomon Derek Sikua, PM Papua Nugini Michael Somare dan Presiden Timor Leste Ramos Horta.

Enam negara yang berada di wilayah seluas 5,7 juta km persegi ini sepakat berkoordinasi dalam melindungi sumber daya kelautan.

Dengan luas yang hanya dua persen dari lautan di dunia, Segitiga Terumbu Karang memiliki 76 persen dari spesies karang yang sudah diketahui dan beragam ikan.

Lebih dari 120 juta orang secara langsung bergantung kepada karunia yang disediakan lautan di wilayah itu, namun sumberdaya berharga itu sekarang terancam perubahan iklim, pengambilan ikan berlebihan, perikanan ilegal, pembangunan pesisir yang tidak berkelanjutan dan pencemaran.

Semua ancaman ini mengakibatkan berkurangnya persediaan ikan, hilangnya bakau dalam skala besar dan degradasi sistem terumbu karang.

Keenam negara menjawab tantangan itu dengan menyetujui pengembangan rencana aksi untuk inisiatif baru itu dan dalam beberapa tahun ke depan akan bekerjasama untuk melaksanakan strategi kawasan konservasi laut, pengelolaan kelautan yang berkelanjutan, perlindungan spesies terancam punah dan adaptasi perubahan iklim. (*)

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009