Manado (ANTARA News) - Peserta Konferensi Kelautan Dunia (World Ocean Conference/WOC) pertama di Manado, Kamis malam, menikmati pesta kembang api, setelah berkutat dengan pembahasan dampak perubahan iklim dan laut selama empat hari hingga menghasilkan Deklarasi Kelautan Manado.

Pertunjukan kembang api warna warni dengan aneka variasi digelar usai Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Ibu Negara Ani Yudhoyono menjadi tuan rumah dalam jamuan makan malam bagi beberapa kepala negara di kawasan Segitiga Karang yang lain yakni Papua Nugini, Filipina dan Timor Leste.

Perwakilan dari negara peserta pertemuan inisiatif Segitiga Karang (Coral Triangle Initiative/CTI), delegasi, dan partisan WOC serta panitia konferensi menyaksikan gemerlap dan letupan kembang api yang menghiasi langit malam selama hampir setengah jam.

Hampir sepanjang pertunjukan, semua orang yang berada di kompleks Grand Kawanua Convention Center (GKCC) berdiri, mendongakkan kepala ke atas, beberapa dengan mulut ternganga, saat menyaksikan letusan kembang api di halaman GKCC.

Letusan kembang api terakhir disambut tepukan tangan semua orang yang menyaksikan pertunjukan itu, diikuti dengan alunan musik dan kemacetan bus serta mobil penjemput delegasi dan partisan konferensi di depan lobi GKCC.

WOC berlangsung tanggal 11-14 Mei 2009 dan menghasilkan Deklarasi Kelautan Manado yang selanjutnya bisa menjadikan isu kelautan sebagai bagian penting dalam setiap pembahasan dan negosiasi terkait perubahan iklim.

Deklarasi tersebut diadopsi oleh 75 negara peserta WOC.

Tanggal 15 Mei 2009, Indonesia, Malaysia, Kepulauan Solomon, Filipina, Papua Nugini, dan Timor Leste akan melakukan pertemuan inisiatif Segitiga Karang dan menyepakati deklarasi terkait pengelolaan kawasan tersebut.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009