Bandung (ANTARA News) - Polisi belum menetapkan tersangka dalam kasus gondola jatuh dari lantai 16 Blok D Apartemen Majesty di Jalan Surya Sumantri, Kota Bandung, Rabu, yang menewaskan seorang pekerja, Hasan warga Megamendung Kabupaten Bogor. Penyidik dari Polresta Bandung Barat dan Polsekta Sukasari telah meminta keterangan beberapa orang saksi dari pihak pengelola Apartemen Majesty maupun rekan korban. "Meski diduga kecelakaan murni, polisi tetap akan memanggil Kontraktor PT Dwi Prakarsa Tamajaya, perusahaan tempat korban bekerja, namun belum ada yang ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus itu," kata Kapolresta Bandung Barat, AKBP Pratikno. Peristiwa nahas yang menewaskan Hasan itu berawal ketika korban dan dua rekannya, Ali dan Ade tengah melakukan pengecatan dinding apartemen itu di bagian luar lantai 16 blok D. Namun sekitar pukul 09.00 WIB, tiba-tiba salah satu crane penyangga gondola itu patah dan mengakibatkan alat tersebut terhempas dengan kemiringan 45 derajat. Korban Hasan yang berada di sebelah kanan, langsung terjatuh dari ketinggian 60 meter dan tewas seketika di lokasi kejadian. Kepala korban retak dan beberapa bagian tangan dan kakinya juga patah akibat terhempas ke tembok. Sedangkan Ali dan Ade yang sama-sama berada pada gondola itu menyangkut dan berhasil berpegangan sehingga selamat dari peristiwa maut itu. Keduanya sempat bergelantungan diatas gondola sekitar 15 menit sebelum berhasil dievakuasi oleh teman-temannya sesama pekerja dan petugas keamanan apartemen. Meski selamat, Ali dan Ade mengalami shock, tapi kedua tetap bisa memberikan kesaksian kepada polisi. Sementara itu petugas Polsekta Sukasari dan Polresta Bandung Barat langsung melakukan pengecekan dan mem-police line lokasi kejadian. Korban Hasan kemudian dibawa ke kamar jenazah RS Hasan Sadikin Bandung untuk dilakukan otopsi. Salah seorang teman korban asal Megamendung, Kabupaten Bogor, Bakar, menyebutkan ia dan tujuh orang rekan sekampungnya, termasuk korban Hasan, telah bekerja selama dua bulan di apartemen itu sebagai tukang. Namun selama ini mereka tidak pernah bermasalah dengan gondola yang mereka pergunakan untuk pengecatan. "Selama kami bekerja tak pernah ada masalah dengan gondola itu, baru kali ini terjadi dan akibatnya fatal," katanya.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008