Jakarta (ANTARA News) - Jurubicara presiden Andi Malarangeng membantah keterlibatan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam pengembangan varietas padi "Supertoy" di Purworejo, Jawa Tengah, yang sekarang gagal panen di musim tanam kedua. Menurut Andi, kehadiran presiden dalam panen perdana padi "Supertoy" di Purworejo April lalu adalah atas undangan bupati setempat Kelik Sumrahadi. Mengenai kegagalan panen selanjutnya adalah persoalan penemunya dan penanaman padi "Supertoy" bukanlah program pemerintah. "Presiden sangat mendukung upaya meningkatkan produksi pangan. Beliau ke sana hanya diundang Bupati. Jadi bagaimana hasilnya dan kelanjutan panen itu selanjutnya adalah persoalan penemunya, itu kan bukan program pemerintah," kata Andi saat dihubungi di Jakarta, Kamis. Menurut Andi, presiden menghadiri undangan itu karena beliau sangat peduli dan mendukung upaya-upaya masyarakat membuat temuan-temuan yang berguna untuk meningkatkan produksi. "Presiden selalu hadir setiap panen raya di pulau Buru, Merauke dan tempat-tempat lain, tetapi bagaimana kelanjutan dari hasil varietas padi itu, harus dikembalikan ke penemunya," kata Andi. Andi tidak membantah kalau ramainya pemberitaan dan komentar soal kegagalan "Supertoy" sebagai upaya black campaign terhadap Yudhoyono di masa kampanye Pemilu ini. "Lucu, kalau ada persoalan kegagalan panen dikaitkan dengan Presiden Yudhoyono hanya karena beliau menghadirinya," kata Andi. Para petani Desa Grabag, Kecamatan Grabag, Purworejo, Rabu (3/9) protes karena merasa tertipu ratusan juta rupiah akibat gagalnya panen padi jenis unggul "Supertoy" HL2 yang pada panen perdana April lalu dihadiri oleh Presiden Yudhoyono. Para petani itu mengaku kapok menanam padi "Supertoy" HL2 karena kualitas padi yang ternyata lebih buruk dibandingkan jenis IR yang biasa mereka tanam. (*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008