Jakarta (ANTARA) - Tim Densus 88 Antiteror mengamankan 4 orang terduga teroris di wilayah Provinsi Banten, Rabu (13/11/2019), satu di antaranya yang ditangkap diketahui bekerja di PT Krakatau Steel Persero.

"Perusahaan terus meningkatkan kewaspadaan dan melakukan tindakan pencegahan," kata Direktur Utama Kratakau Steel Silmy Karim, di Jakarta, Jumat.

Menurut Silmy, terorisme merupakan masalah nasional bahkan internasional, namun pihaknya hanya bisa memantau aktivitas dan perilaku karyawan di tempat kerja.

"Di luar tempat kerja itu menjadi urusan aparat penegak hukum. Mengenai pencegahan dan pemberantasan terorisme sudah ada lembaga yang menangani hal tersebut. Kami mendorong dan mendukung sepenuhnya atas pencegahan dan pemberantasan terorisme,” tegas Silmy.

Ia mejelaskan, secara normatif yang dapat dilakukan perusahaan adalah saat proses seleksi. Harus ada kerja sama antara perusahaan dengan aparat penegak hukum untuk melakukan "background checking" saat proses seleksi karyawan.

Hal ini dapat mencegah kemungkinan direkrutnya pelamar yang terindikasi bagian dari jaringan terorisme.

“Saya sebagai pimpinan di Krakatau Steel mendukung langkah-langkah aparat penegak hukum dalam menjalankan tugas-tugas untuk memberantas terorisme. Kejadian seperti diharapkan tidak terulang," katanya.

Indonesia sedang berjuang untuk terus maju dalam berbagai bidang, baik industri dan terutama ekonomi. Kondisi yang kondusif dan keamanan yang terjamin merupakan salah satu hal yang harus terus kita jaga.

“Kita semua ingin negara yang aman, rakyatnya memiliki rasa aman, sehingga suasana dan iklim kondusif ini dapat mendorong pertumbuhan perekonomian Indonesia. Jangan sampai hal-hal semacam ini mengganggu pembangunan ekonomi Indonesia ke depan,” tutupnya.


Baca juga: Karyawan Krakatau Steel yang ditangkap Densus bukan petinggi
Baca juga: Erick: Jika terbukti terlibat teror, staf Krakatau Steel dikeluarkan
Baca juga: Karyawan Krakatau Steel ditangkap, Erick: Perangi terorisme di BUMN

Pewarta: Royke Sinaga
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2019