Surabaya (ANTARA) - Ketua DPRD Kota Surabaya Adi Sutarwijono menilai Perum Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) Antara di usianya ke-82 tahun terus konsisten menjaga tradisi jurnalistik.

"Saya kagum dengan Kantor Berita Antara, di usia yang setua itu, mampu memilihara tradisi jurnalistik yang menjadi oase bagi semua orang," kata Adi Sutarwijono saat menghadiri peringatan HUT ke-82 Perum LKBN Antara di Graha Antara Biro Jatim Jalan Kombespol M. Duriyat Kota Surabaya, Jumat.

Baca juga: Presiden sampaikan selamat HUT LKBN Antara

Baca juga: ANTARA sebagai "corong" negara/publik pada era disrupsi

Baca juga: LKBN ANTARA Kepri gelar lomba film pendek


Menurut dia, Kantor Berita Antara selalu berupaya menjaga keberimbangan dalam setiap produk jurnalistik. Hal ini, lanjut dia, menjadi ciri penting dari Kantor Berita Antara. Selain itu Antara juga menyajikan data dan fakta apa adanya.

"Jadi tidak mendikte, framing pembaca atas berita," ujar Adi Sutarwijono yang juga Ketua DPC PDI Perjuangan Surabaya ini.

Sekalipun pemimpin Kantor Berita Antara silih berganti, lanjut dia, namun Antara konsisten dan sangat disiplin menjaga tradisi jurnalistik itu seperti halnya tidak meledak-ledak dalam pemberitaan, tidak bombastis, tapi juga tidak lembek.

Adi mengatakan dari generasi ke generasi, tradisi itu diwariskan dan menjadi karakter tersendiri Kantor Berita Antara.

"Selamat HUT ke-82 Kantor Berita Antara dan terus berkarya mengawal Indonesia Raya," katanya.

Sementara itu, Perum LKBN Antara Biro Jawa Timur dalam rangka memperingati HUT ke-82 Antara menggelar acara sederhana sekaligus peluncuran buku Karkhas berjudul "Surga di Secangkir Kopi".

Kepala Perum LKBN ANTARA Biro Jatim, Slamet Hadi Purnomo mengatakan buku tersebut berisi kumpulan karya tulis pilihan dari para pewarta LKBN ANTARA Biro Jatim.

"Pesan yang disampaikan kita jangan pernah lelah untuk merawat sejarah negeri ini, di antaranya dengan membukukan seperti yang sekarang kita lakukan," ujarnya.

Menurut ia, perjuangan panjang tanpa dokumentasi dan tanpa prasasti akan hilang begitu saja. "Mudah-mudahan ini bagian dari upaya kita untuk membuat prasasti negeri ini," ujarnya.

Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2019