Washington (ANTARA News) - NASA meluncurkan pesawat antariksa penyelidik Penjelajah Tapal Batas Antar-bintang (Ibex), Minggu, untuk mengkaji melemahnya angin surya, yang membentengi berbagai planet di tata surya dari berbagai sinar kosmik yang berbahaya. Dalam dua tahun mendatang, pesawat antariksa Ibex akan mengorbit pada ketinggian amat tinggi di atas Bumi untuk menyelidiki dan mengambil gambar pertama mengenai proses yang berlangsung di perbatasan antar-bintang, kawasan terjauh di tata surya. "Kawasan perbatasan antar-bintang amat penting karena mereka melindungi kita dari berbagai sinar kosmik galaktika. Bila tak ada mereka, sinar tersebut akan menembus Bumi dan membuat penerbangan antariksa yang dilakukan manusia menjadi sangat berbahaya," kata penyelidik utama Ibex, David J. McComas, seperti dikutip DPA. Sinar kosmik menjadi ancaman kesehatan bagi para astronot dan dapat merusak peralatan elektronik, jadi perhitungan seksama harus dilakukan bila meluncurkan satelit. Ibex mungkin akan memberikan kofirmasi bahwa heliosfir, yakni gelembung pelindung yang melingkupi tata surya, menyusut dan melemah. Pesawat penyelidik itu juga akan menjadi pesawat antariksa pertama yang mengambil foto interaksi antara angin surya yang panas saat berhembus ke wilayah antariksa jauh yang dingin. Bulan lalu, data dari misi matahari Ulysses yang dilakukan Badan Antariksa dan Aeronautika AS (NASA) bersama Badan Antariksa Eropa (ESA) mengungkapkan bahwa angin surya kini berada dalam tingkat terendah dalam 50 tahun terakhir. Keadaan yang demikian berpotensi membuka lebar tata surya dari menerobosnya sinar-sinar berbahaya dari angkasa luar. Sesuai siklus Para peneliti tak merasa terkejut dengan menyusutnya angin surya. Pada kenyataannya, jumlah radiasi yang dipancarkan matahari berjalan menurut siklus 11 tahunan, namun penurunan kali ini lebih rendah daripada yang diamati sebelumnya. Menurut Nancy Crooker, profesor riset pada Universitas Boston, penurunan ini masih sejalan dengan pola yang berjalan selama berabad-abad. "Saat ini bukan waktu yang tepat untuk meluncur ke antariksa," kata Crooker, sambil menambahkan para astronot yang terbang ke Stasiun Antariksa Internasional (ISS) tak akan terpapar bahaya tersebut, berkat dekatnya jarak ISS dengan Bumi, sehingga terlindung oleh medan magnet Bumi. Namun demikian, melemahnya angin surya dan paparan sinar kosmik yang diakibatkannya harus menjadi pertimbangan serius karena NASA merencanakan akan mengirim astronot ke Bulan. Ibex diluncurkan dengan roket Pegasus, wahana orbital terkecil milik NASA, yang akan diluncurkan dari bawah sayap pesawat Lockheed L-1011-100 "Stargazer" yang terbang di atas Samudera Pasifik. Roket ini akan membawa Ibex ke orbit 200.000 mil di atas Bumi. (*)

Pewarta:
Copyright © ANTARA 2008