Tokyo (ANTARA) - Bursa Saham Tokyo dibuka turun tipis pada perdagangan Rabu, karena investor mengambil untung menyusul penutupan Nikkei di tertinggi 14 bulan sehari sebelumnya diimbangi pembelian didorong kenaikan saham AS semalam.

Pada awal perdagangan, indeks acuan Nikkei 225 di Bursa Saham Tokyo (TSE) mengalami kerugian 35,08 poin atau 0,15 persen, dari tingkat penutupan Selasa (17/12/2019), menjadi diperdagangkan di 24.031,04 poin.

Sementara itu, Indeks Topix yang lebih luas dari semua saham papan utama di pasar Tokyo turun tipis 3,17 poin atau 0,18 persen, menjadi diperdagangkan pada 1.744,03 poin.

Saham-saham yang berhubungan dengan transportasi laut dan real estate mengalami kemunduran yang menonjol, sementara saham-saham informasi dan komunikasi serta makanan paling banyak menguat pada menit-menit pembukaan setelah bel perdagangan pagi. Sehari sebelumnya, indeks acuan Nikkei berakhir di level tertinggi baru 14-bulan setelah rekor penutupan tertinggi di Wall Street, karena sentimen terangkat oleh meningkatnya harapan untuk prospek ekonomi global.

Indeks acuan Nikkei 225 bertambah 113,77 poin atau 0,47 persen menjadi 24.066,12 poin pada penutupan perdagangan Selasa (17/12/2019) menandai level penutupan tertinggi sejak 3 Oktober 2018.

Sedangkan Wall Street beringsut lebih tinggi pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), memperpanjang rekor tertinggi mereka, karena data perumahan dan manufaktur yang kuat meningkatkan kepercayaan investor terhadap ekonomi AS.

Indeks Dow Jones Industrial Average naik 31,27 poin atau 0,11 persen, menjadi ditutup pada 28.267,16 poin. Indeks S&P 500 meningkat 1,07 poin atau 0,03 persen, menjadi berakhir di 3.192,52 poin. Indeks Komposit Nasdaq meningkat 9,13 poin atau 0,10 persen, menjadi ditutup pada 8.823,36 poin.

Baca juga: Wall Street perpanjang rekor tertinggi, kepercayaan investor menguat

Baca juga: Harga emas merangkak naik di tengah penguatan ekuitas dan dolar AS

Baca juga: Dolar AS menguat, dipicu pound jatuh akibat kekhawatiran "Hard Brexit"


Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2019