Pebalap Mercedes Valtteri Bottas memacu kendaraannya pada sesi latihan terakhir di sirkuit Yas Marina Abu Dabhi, Sabtu (30/11/2019). ANTARA/AFP/Giuseppe Cacace/aa. (AFP/GIUSEPPE CACACE)


Tes pramusim Formula 1 2019 di Barcelona pada Februari mengindikasikan Ferrari memiliki kecepatan jauh di atas tim-tim lain, termasuk rival mereka, Mercedes, dan berpeluang besar menjadi juara.

Namun ketika tiba di seri perdana musim itu di Melbourne, Mercedes dengan upgrade terbaru mengirimkan Valtteri Bottas ke podium teratas mematahkan anggapan prematur tersebut.

Kemudian di Bahrain, Charles Leclerc, yang menjalani debut bersama Ferrari, hampir menang di seri kedua itu jika saja tak mengalami masalah mesin di penghujung lomba, menguntungkan Hamilton dan Bottas yang menguntit di belakangnya.

Baca juga: Leclerc kembali tercepat di tes pramusim Catalunya
Baca juga: Persaingan ketat Vettel, Hamilton pungkasi tes pramusim Catalunya


Meski menang, Hamilton tak puas dengan performa awal mobil W10 Mercedes dan mengajak tim untuk berbenah mengetahui ancaman Ferrari yang lebih nyata tahun ini, juga persaingan yang lebih ketat dengan rekan satu timnya sendiri.

Hamilton yang tampil lebih dewasa kali ini kembali mengalahkan Bottas di China dan menang empat balapan beruntun dari Spanyol hingga Prancis, termasuk di Monako di mana ia mampu melaju dengan ban yang telah aus dan memaksa Max Verstappen melakukan kesalahan di Nouvelle chicane. Kemenangan itu ia persembahkan untuk Niki Lauda yang baru saja berpulang saat itu.

Paruh pertama musim yang menyakitkan bagi Ferrari di saat Mercedes memenangi semua seri kecuali dua balapan sebelum jeda musim panas, kekalahan itu pun disebabkan oleh tim Red Bull, bukan tim berlogo kuda jingkrak.

Selanjutnya: Tim Kuda Jingkrak bangkit...

Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2019