Jakarta (ANTARA News) - Putra mahkota kerajaan Inggris, Pangeran Charles, Senin sore hadir dalam Konferensi Agama dan Lingkungan Hidup yang diselenggarakan oleh Nahdlatul Utalam (NU) di Jakarta. Kehadiran Prince of Wales di konferensi yang diikuti oleh tokoh agama dari sejumlah daerah di Indonesia itu hanya sekitar 15 menit, setelah sebelumnya ia melakukan "predential lecture" di Istana Merdeka Jakarta. Ayah dari Pangeran William dan Harry itu tiba sekitar pukul 15.00 WIB dan disambut oleh Ketua PBNU Hasyim Muzadi yang kemudian memperkenalkannya kepada sejumlah tokoh agama yang hadir, termasuk Menteri Negara Lingkungan Hidup Rachmat Witoelar. Charles yang sore itu mengenakan jas berwarna abu-abu dan kemeja biru muda terlihat berjabat tangan dan berbincang-bincang dengan para tokoh agama itu sebelum kemudian meninggalkan lokasi. Konferensi Agama dan Lingkungan Hidup tersebut membahas kesiapan para tokoh agama untuk turut berperan serta menyebarluaskan pesan tentang bahaya perubahan iklim dan mengajak masyarakat di setiap lapisan guna melakukan mitigasi dan adaptasi. Dalam lawatannya ke Indonesia, Charles mengusung dua isu yaitu perubahan iklim dan dialog antar kepercayaan. Dalam uraiannya mengenai perubahan iklim, ia menilai dengan kondisi iklim yang semakin tidak bersahabat, termasuk prediksi lima tahun mendatang bahwa puncak es akan lenyap sama sekali pada musim panas, Indonesia sebagai negara kepulauan sangat rawan atas ancaman itu. "Naiknya permukaan laut telah menimbulkan dampak bagi banyak pemukiman penduduk di daerah pantai di pulau Jawa serta tempat lainnya yang terkena dampaknya adalah produktivitas perikanan dan pertanian," katanya. Charles mengatakan, masalah perlindungan dan konservasi hutan tropis yang dihadapi Indonesia tidaklah mudah. Karena itu ia menyerukan agar negara-negara maju memberikan insentif yang tepat bagi negara-negara berhutan tropis. Ia juga mengatakan tujuan akhir dari semua usaha konservasi hutan tropis dan juga pengurangan efek rumah kaca adalah menciptakan lingkungan yang baik bagi manusia pada masa yang akan datang. Pada kesempatan itu Charles juga diperkenalkan kepada mantan Menteri Agama era Presiden Abdurrahman Wahid, Tholchah Hasan, Sekretaris Jenderal PBNU Endang Turmudi, dan perwakilan NU yang mengurusi isu kehutanan dan lingkungan Anas Thahir. Pada Senin (3/11) Charles juga melakukan kunjungan ke pemakaman umum Menteng Pulo, Jakarta dimana sejumlah warga dan serdadu Inggris dimakamkan. Mereka rata-rata adalah korban perang melawan Jepang di tahun 1942. Di pemakaman itu Charles meletakkan karangan bunga dan mengheningkan cipta sejenak sebagai bentuk penghormatan. Charles juga melakukan kunjungan ke Museum Nasional Jakarta. Pada kunjungan itu putra sulung Ratu Inggris Elizabeth II diterima oleh Direktur Museum Nasional Retno Sulistianingsih dan Direktur Koleksi Arkeologi Ekowati Sundari. Charles yang dalam kunjungan keduanya ke Indonesia ini tidak didampingi oleh istrinya, Putri Camilla, menyaksikan sejumlah artefak di ruang depan, halaman ruang Jawa, Ruang Sumatra dan penampilan gamelan Jawa selama kunjungannya ke Museum Nasional. Sementara itu pada Selasa (4/11) Pangeran Charles dijadwalkan berangkat ke Yogyakarta untuk bertemu Sri Sultan Hamengkubuwono X, mengunjungi Candi Borobudur dan salah satu pesantren ternama di Krapyak Yogyakarta. Ia dijadwalkan meninggalkan Indonesia melalui Jakarta pada Rabu (5/11) pagi. Charles pernah berkunjung ke Indonesia pada 1989. Saat kunjungan itu, ia didampingi istrinya (ketika itu) Putri Diana. (*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008