Medan (ANTARA News) - Solusi dari pemberantasan kegiatan premanisme di tanah air adalah menciptakan lapangan kerja, kata Sosiolog Universitas Negeri Medan (Unimed), Prof Dr Bungaran Antonius Simanjuntak. "Pemerintah jangan hanya bisa memberantas tanpa mempersiapkan lapangan kerja bagi mereka (preman, red)," ujarnya kepada ANTARA di Medan, Sabtu. Menurut dia, walau jenis preman terbagi dalam dua jenis yakni preman kecil dan preman berdasi, namun sebagian besar dari aktifitas premanisme dipicu desakan ekonomi karena semakin tinggi biaya kebutuhan hidup sehari-hari dan minimnya lapangan kerja. Kondisi itu mengakibatkan tumbuh suburnya para preman kecil seperti mereka yang berada di jalanan dan kemudian menawarkan jasa tidak resmi atau calo, kemudian melakukan tindakan kriminal seperti pemalakan. Sedangkan preman berdasi juga sebelumnya berasal dari preman kecil yang ikut suatu organisasi yang secara tidak terstruktur aparatur pemerintahan tertentu di negara ini untuk mencapai suatu tujuan. Sehingga tidak jarang preman berdasi yang dulunya berasal dari preman kecil bisa merubah status sosialnya menjadi lebih terhormat seperti menjadi anggota DPR atau bahkan menjadi kepala daerah, jelas dia. Namun muara dari permasalahan premanisme di tanah air adalah minimnya lapangan pekerjaan yang disedikan oleh pemerintah, sementara setiap tahunnya ribuan pengangguran terus bertambah Kalau orang sudah bekerja seharian penuh, jadi mana mungkin mereka punya waktu yang banyak untuk mengikuti kegiatan organisasi apalagi masyarakat dengan status golongan menengah ke bawah," jelas dia. Sementara itu dalam sepekan terakhir pihak Kepolisian Republik Indonesia (Polri) gencar melakukan operasi pemberantasan premanisme baik di pusat maupun di daerah-daerah. Seperti Polda Sumut yang mengamankan sebanyak 717 orang preman dan 115 orang diantaranya telah ditetapkan sebagai tersangka, karena terbukti melakukan tindak pidana atau kejahatan jalanan dalam sebuah operasi.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008