London (ANTARA News) - Euro melemah lagi terhadap dolar AS akhir Senin waktu setempat, karena pasar memperkirakan Bank Sentral Eropa (ECB) akan memangkas suku bunganya secara tajam pada pekan ini. Para dealer mengatakan ECB diperkirakan menurunkan suku bunganya sedikitnya 0,50 persentase poin dan kemungkinan lebih besar lagi, setelah inflasi zona euro jatuh menjadi 2,1 persen pada November, sedikit kurang dari target ECB 2,0 persen. Penurunan inflasi itu akan membuka ruang bagi ECB untuk menurunkan suku bunganya dalam menghadapi pelambatan ekonomi yang dramatis. Pasar saham di Eropa dan Amerika Serikat jatuh pada Senin setelah data ekonomi buruk membanjir, menyusul pelambatan global yang kuat dan banyak membalikan kenaikan yang dibuat pekan lalu. "Disana akan kelebihan berita buruk pada pertumbuhan ekonomi, karena itu bann sentral perlu bertindak untuk mencegah sentimen mencapai dasar terkuatnya lagi," analis NAB Capital, John Kyriakopoulos memperingatkan. Bank Sentral Jepang (BoJ) juga mengatakan pihaknya sedang mempersiapkan tindakan baru untuk mengatasi kredit seret yang memburuk karena para pejabat memperingatkan negaranya dapat kembali terperosok ke dalam deflasi pada tahun depan. Lainnya, data AS yang lebih rendah dari perkiraan --Indeks ISM (Institute of Supply Management) November mencapai level terendah sejak Mei 1982 -- menempatkan dolar AS di bawah tekanan terhadap yen. Dalam perdagangan di London, akhir Senin, euro turun menjadi 1,2621 dolar dari 1,2695 dolar akhir Jumat di New York. Dolar juga melemah terhadap mata uang Jepang menjadi 93,99 yen, dari 95,44 yen pada Jumat. Para dealer mengatakan pekan ini akan didominasi data dan keputusan suku bunga di zona euro dan Inggris, sejalan serangkaian lainnya di ekonomi-ekonomi kecil. "Bukti berlanjutnya terbangun kesan bahwa bank-bank sentral terus agresif mengendorkan kebijakan moneternya," kata Derek Halpenny dari Bank of Tokyo-Mitsubishi. "Penurunan terakhir dalam indeks manufaktur ISM ... adalah ilustrasi lain bahwa resesi ini sedang berjalan menjadi kian kuat dan berkepanjangan," kata Paul Ashworth dari Capital Economics. Penurunan suku bunga ECB akan menjadi yang ketiga dalam kurang dari dua bulan, mencerminkan seriusnya penurunan saat ini, sementara bank sentral Australia dan Selandia Baru juga diperkirakan menurunkan suku bunga pinjamannya pekan ini. "Kami perkirakan terjadi pengenduran kebijakan agresif dalam seluruh kasus," tulis analis Standard Chartered. "Ini memberikan penurunan risiko terhadap semua mata uang terhadap dolar AS pekan ini." Dolar melemah terhadap yen jelang pengumuman data utama buruh AS Jumat, yang juga diperkirakan akan mendorong penurunan suku bunga di AS. Dalam perdagangan akhir Senin di London, euro dipindahtangankan pada 1,2621 dolar terhadap 1,2695 dolar akhir Jumat, pada 118,39 yen (121,19), 0,8499 pound (0,8255) dan 1,5258 franc Swiss (1,5408). Dolar berada pada 93,99 yen (95,44) dan 1,2111 franc Swiss(1,2131). Pound berada pada 1,4818 dolar (1,5367). Di London Bullion Market, harga emas jatuh menjadi 778 dolar per ons dari 814,50 dolar AS akhir Jumat lalu, demikian lapor AFP.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008