Jakarta (ANTARA News) - Symantec Corp. menyatakan nilai bisnis ekonomi bawah tanah `online` dengan penjualan barang-barang hasil curian dan layanan kegiatan penipuan secara global mencapai lebih dari 276 juta dolar AS.

Hal tersebut diungkapkan Symantec dalam laporan berjudul "Report on the Underground Economy" yang dirilis Symantec melalui lamannya pada Selasa.

"Seperti ditunjukkan oleh Report on the Underground Economy , penjahat cyber saat ini menjadi kaya berkat informasi yang mereka kumpulkan tanpa izin dari pemilik perorangan dan perusahaan," kata vice president, Symantec Security Technology and Response, Stephen Trilling.

Laporan tersebut diperoleh dari data yang dikumpulkan oleh organisasi Security Technology and Response (STAR) Symantec dari server ekonomi bawah tanah antara 1 Juli 2007 hingga 30 Juni 2008.

Laporan ini memberikan rincian ekonomi bawah tanah (underground economy) online yang telah menjelma menjadi sebuah pasar global tempat berlangsungnya jual beli barang/item hasil curian dan layanan-layanan yang terkait kegiatan penipuan, dengan nilai barang/item yang ditawarkan oleh pedagang perseorangan diperkirakan mencapai jutaan dolar.

Angka ini ditentukan dengan berpatokan pada harga barang/ item dan jasa yang diiklankan dan menghitung besar uang yang diterima pengiklan jika mereka menjual semua inventori yang dimiliki.

Informasi kartu kredit adalah kategori barang/item dan jasa dalam ekonomi bawah tanah yang paling sering diiklankan, mencapai 31 persen dari keseluruhan.

Meskipun data nomor kartu kredit yang dicuri dijual dengan harga hanya 0.10 - 25 dolar AS per kartu, limit kartu kredit rata-rata yang diiklankan berdasarkan pengamatan Symantec mencapai lebih dari 4000 dolar AS.

Ketika dikalkulasikan, Symantec menemukan bahwa nilai potensial dari seluruh kartu kredit yang diiklankan pada periode tersebut mencapai 5,3 miliar dolar AS

Popularitas informasi kartu kredit nampaknya disebabkan karena ada banyak cara untuk memperoleh informasi ini dan menggunakannya untuk penipuan.

Kartu kredit mudah digunakan untuk belanja online dan seringkali sulit bagi merchant atau penyedia kartu kredit untuk mengidentifikasi dan mengatasi transaksi dengan penipuan, sebelum pelaku penipuan tersebut menyelesaikan transaksi dan menerima barang-barang yang dibeli.

Ketegori kedua barang/item dan jasa yang umum diperdagangkan adalah nomor rekening keuangan yang totalnya mencapai 20 persen.

Informasi rekening bank hasil curian dijual dengan harga antara 10 - 1000 dolar AS, sementara saldo rekening bank rata-rata yang diiklankan mencapai hampir 40.000 dolar AS.

Dengan mengkalkulasikan nilai rata-rata saldo rekening bank yang diiklankan dengan harga rata-rata nomor rekening bank hasil curian, nilai rekening bank yang diiklankan selama periode laporan mencapai 1.7 miliar dolar AS.

Popularitas informasi rekening keuangan nampaknya disebabkan karena sangat mudah dicairkan dan pencairan dana dapat dilakukan dengan sangat cepat.

Dalam satu kasus, rekening-rekening keuangan dapat dicairkan secara online ke lokasi-lokasi yang tidak dapat dilacak hanya dalam waktu kurang dari 15 menit.

Selama periode laporan, Symantec mengamati 69.130 pengiklan aktif dan 44.321.095 pesan yang dikirim di forum-forum bawah tanah.

Nilai potensial dari total barang/item yang diiklankan untuk 10 pengiklan paling aktif mencapai 16.3 juta dolar AS untuk kartu kredit dan 2 juta dolar ASuntuk nomor rekening bank.

Lebih dari itu, nilai potensial barang/item yang diiklankan oleh seorang pengiklan paling aktif yang diidentifikasi Symantec selama periode penelitian mencapai 6.4 juta dolar AS.

Ekonomi bawah tanah secara geografis sangat menyebar dan menghasilkan pendapatan bagi penjahat cyber (cybercriminal) yang terdiri dari kelompok-kelompok orang yang tidak saling berhubungan hingga kelompok-kelompok terorganisir yang sangat canggih.

Selama periode laporan tersebut, Amerika Utara memiliki jumlah server ekonomi bawah tanah paling banyak, yakni 45 persen dari keseluruhan; Eropa/Timur Tengah/Afrika memiliki 38 persen; Asia/Pasifik dengan 12 persen dan Amerika Latin 5 persen. Lokasi geografis server ekonomi bawah tanah terus berpindah-pindah untuk menghindari deteksi.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008