Kediri (ANTARA News) - Sedikitnya delapan orang ilmuwan asing Rabu datang ke Gunung Kelud (1731 mdpl) di Kabupaten Kediri, Jawa Timur, untuk meneliti karakter gunung itu.

Para peneliti dari Italia, Philipina, Amerika Serikat, Papua Nugini, Jepang, dan Perancis itu berlatar belakang disiplin ilmu berbeda-beda di antaranya ahli seismograf dan geokimia.

Ketua Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Bandung Dr. Surono mengemukakan, kedatangan para peneliti tersebut untuk meneliti perubahan karakter Gunung Kelud dari semula danau berbentuk kawah menjadi gunung.

"Fenomena ini sangat menarik dan menjadi tantangan tersendiri, karena tidak lumrah terjadi di Gunung Kelud," katanya di Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA), Margomulyo, Kediri.

Menurut dia, karakter Kelud cukup sulit ditebak, di antaranya terjadi perubahan letusan dari sebelumnya "magmatik" (keluar material bebatuan) menjadi "effusif" (sisa letusan hanya terangkat ke atas kawah).

Selain para peneliti asing tersebut, lanjut Surono, pihaknya juga akan melibatkan para peneliti dalam negeri, terutama dari Perguruan Tinggi.

Ia berharap, dengan penelitian tersebut karakter Kelud dapat dikenali, sehingga dapat diperkirakan dampaknya jika terjadi letusan, untuk mencegah korban jiwa.

"Kami memasang beberapa alat di lokasi Kelud, seperti seismograf` dan tilt meter. Alat itu untuk mendeteksi aktivitas Kelud," katanya menambahkan.

Lebih lanjut, ia mengemukakan, pihaknya berupaya menambah jumlah alat pendeteksi di lokasi Kelud seperti tilt meter dari semula hanya dua unit menjadi empat unit. Sedangkan, untuk seismograf yakni untuk mengukur kegempaan rencananya juga akan diganti dengan yang baru.

Namun demikian, Surono mengaku, belum bisa memastikan hasil penelitian dapat diketahui secepatnya. Bahkan, pihaknya ragu dalam waktu satu atau dua tahun dapat mengenali karakter Kelud.

"Waktu satu atau dua tahun belum tentu dapat menjawab kejadian alam ini secara komprehensif," katanya.

Tapi, ia menegaskan, akan secepatnya mengumpulkan para peneliti untuk melakukan penelitian di Gunung Kelud. "Kami masih akan mengadakan pertemuan Januari 2009 mendatang di Yogyakarta, membahas rencana penelitian tersebut," kata Surono.

Gunung yang berada di Perkebunan Margomulyo, Desa Sugihwaras, Kecamatan Ngancar, Kabupaten Kediri tersebut, mulai terlihat beraktivitas awal tahun 2007. Pada tanggal 3 November 2007, gunung tersebut meletus namun hanya mengangkat material magma ke atas kawah dan hingga kini menjadi gunung.

PVMBG menyebut letusan Gunung Kelud tersebut dengan letusan yang berbentuk Effusif bukan Magmatik, yang mengeluarkan material Kelud.

Hingga kini, status gunung yang diperebutkan Pemerintah Kabupaten Kediri dan Kabupaten Blitar tersebut masih Waspada atau Level III.
(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008