News York (ANTARA News) - Banyak investor kaya dan berpengaruh jadi korban skema piramida besar-besaran yang dikelola pialang New York, Bernard Madoff, The Wall Street Journal melaporkan Sabtu. Para korban yang terjerat penipuan bernilai miliaran dolar itu tinggal mulai dari Tokyo hingga ke Eropa serta para investor penting di AS, tulis Wall Street Journal seperti dilansir AFP. Madoff ditahan Kamis lalu setelah kabarnya mengaku kepada tiga karyawannya bahwa dirinya telah mengelola apa yang disebut skema Ponzi atau penipuan piramida, yang telah ambruk dengan kerugian lebih dari 50 miliar dolar. Sistem bisnis skema piramida atau lebih terkenal didunia sebagai Ponzi Scheme, karena memang dilakukan pertama kali oleh Ponzi sendiri, adalah sebuah sistem bisnis dimana Ponzi memberikan komisi kepada si A dengan cara menerima setoran dari si B,C, dan seterusnya. Pada akhirnya susunan piramida membengkak di bawah, sedangkan yang diuntungkan hanya di posisi puncak yang jumlahnya segelintir saja. Ibaratnya, masuk kantong kiri keluar kantong kanan. Repotnya, apabila kantong kiri tidak diisi terus menerus, maka kantong kanan akan jebol karena tak bisa membayar komisi yang dijanjikan. Selama beberapa dasawarsa Madoff menjadi pilar bursa saham di Wall Street, dengan mengelola dana investor khusus, antara lain bank-bank besar, lindung nilai dan pribadi. Para nasabahnya semua kini bergegas menghitung seberapa besar kerugian mereka, sedangkan pihak berwenang berupaya memastikan mengapa penipuan seperti ini tak pernah terungkap sebelumnya. Wall Street Journal mengutip sumber-sumber yang tak bersedia diungkapkan nama mereka menyatakan bahwa bank Prancis, BNP Paribas, Nomura Holdings yang berkedudukan di Tokyo dan Neue Privat Bank yang berpusat di Zurich juga menjadi korban bisnis ala Madoff. "Uang saya hilang musnah," tutur Sandra Manzke, chairman dari salah satu perusahaan lindung nilai, Maxam Capital Management, ssperti dikutip Wall Street Journal. (*)

Pewarta:
Copyright © ANTARA 2008