New York (ANTARA News/Reuters) - Seorang eksekutif Prancis yang menginvestasikan dananya dalam lembaga investasi Bernard Madoff si penipu ditemukan mati diduga bunuh diri, Selasa, setelah sebelumnya dilaporkan kebingungan karena dana milik nasabahnya senilai 1,4 miliar dolar AS (Rp15,4 triliun) raib.

Kematian ini, sebut Reuters, memberi satu babak baru dari cerita panjang mengenai seorang pengelola dana Wall Street (Madoff) yang menurut pihak berwenang mengaku mengelola dana tipuan 50 miliar dolar AS (Rp550 triliun) setelah memperdaya para investor dan yayasan-yayasan amal di seluruh dunia.

Manakala Madoff tengah menjalani tahanan rumah di apartemennya di Manhattan dan aset-asetnya dibekukan, salah seorang investor menuntut pihak berwenang AS untuk bertanggungjawab atas hilangnya dana 2 juta dolar AS (Rp22 miliar) miliknya karena ulah Madoff, sementara lembaga amal American Civil Liberties Union (ACLU) mengaku kehilangan donasi 850 ribu dolar AS (Rp9,35 miliar) gara-gara skandal itu.

Sang investor bunuh diri bernama Thierry Magon de la Villehuchet (65) dan pendiri lembaga investasi Access International, ditemukan mati di lantai 22 sebuah gedung perkantoran di New York, demikian pihak berwajib mengonfirmasikan.

Menurut sebuah sumber di kepolisian New York yang meminta tak disebutkan namanya, korban memotong urat nadi kedua pergelangan tangannya dengan cutter (pemotong kertas), sampai mengalami pendarahan akut hingga kemudian meninggal dunia.

Pelaku bunuh diri ini sempat menenggak pil penenang setelah sengaja pulang terlambat dari kantornya Senin malam, namun dia tidak meninggalkan secarik pun catatan sebelum mati.

Penyebab resmi kematian sang investor belum akan diumumkan sampai setidaknya Rabu (Kamis WIB), demikian juru bicara pada New York City Medical Examiner (semacam tim forensik).

Suratkabar Prancis La Tribune mengutip seorang sumber terdekat korban mewartakan, Villehuchet selama ini berusaha menutup kerugian akibat investasi Madoff. Sumber ini juga mengkonfirmasikan bahwa Villehuchet sudah pasti bunuh diri.

"Siang malam dia mencari jalan bagaimana mengembalikan dana kepada para nasabah. Dia merasa bersalah atas metode investasi yang membuat orang-orang Eropa bangkrut," lanjut sumber tadi.

"Itu (bunuh diri) adalah ucapan selamat tinggal kepada seseorang yang tidak merasa bersalah (Madoff). Sejatinya orang-orang ingin berinvestasi dengan Madoff yang digadang-gadangkan banyak pihak (menyandang pringkat investasi) AAA atau aman seaman-amannya," demikian La Tribune mengutip sumber tersebut.

Access International milik Villehuchet adalah lembaga pengumpan (mediasi) untuk dana-dana nasabah yang hendak diinvestasikan dalam lembaga investasi milik Madoff, demikian para profesional di lembaga-lembaga pengelola dana.

Access memiliki eksposur dana hingga 1,4 miliar dolar AS dalam lembaga pengelola investasi Madoff itu, sambung Daily News, New York, dalam salah satu laporannya.

SEC Dituntut

Sementara itu, kasus hukum Madoff terus berlanjut di mana para jaksa penuntut secara resmi telah mengeluarkan dakwaan penipuan surat utang terhadapnya, namun Madoff belum menjawab resmi tuntutan para jaksa ini.

Dalam waktu bersamaan, seorang wanita yang menyerahkan dananya sebesar 2 juta dolar AS kepada Madoff dikabarkan resmi mengajukan tuntutan kepada SEC (Bapepam AS).

Phyllis Molchatsky (61), pensiunan di New City, New York, tengah berupaya mendapatkan 1,7 juta dolar AS dananya dalam Madoff.

Ini adalah untuk pertamakali seorang warga biasa mengajukan tuntutan terhadap SEC.

"Kerja SEC gegabah. Mereka harus bertanggungjawab atas kerugian-kerugian yang mengerikan ini," kata Howard Elisofon, mantan pengacara SEC yang kini menjadi advokat Molchatsky. SEC menolak mengomentari tuduhan ini.

Sementara itu, dalam sebuah surat kepada para penyandang dana, ACLU mengatakan dua yayasan yang selama ini "luarbiasa bermurah hati" kepada grup pembela hak-hak sipil ini telah menjadi korban penipuan Madoff hingga terpaksa menutup pintu (bantuan mereka).

"Itu berarti 850 ribu dolar AS yang biasa kami dapatkan dari dua yayasan itu hilang begitu saja pada 2009," tulis Direktur Keuangan ACLU Alma Montclair.

Direktur eksekutif yayasan Yahudi ini khawatir skandal itu membuat orang enggan mendonasi aktivitas grup mereka karena yayasan-yayasan penyumbang dana menderita karena investasi tipuan itu, padahal tuntutan pelayanan sosial mereka meningkat menyusul makin buruknya resesi.

"Saya tidak ingin yayasan-yayasan Yahudi memperoleh reaksi tidak menyenangkan hanya karena ulang orang ini (Madoff)," kata Cathy Lanyard, Direktur Eksekutif pada American Friends di ALYN Hospital, satu organisasi nirlaba yang menghimpun dana untuk membantu anak-anak cacat di Jerusalem.

"Saya takut orang-orang menjadi tidak lagi percaya dan tak lagi mau menyumbang," tambahnya.

Sebagian besar yayasan yang terjerembab dalam skema investasi tipuan Madoff adalah milik orang-orang Yahudi seluruh dunia. (*)

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2008