Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono kembali menyampaikan undangan pemerintah Indonesia kepada Presiden baru AS Barack Obama untuk berkunjung ke Indonesia.

Menurut Juru bicara Kepresidenan Dino Patti Djalal di Kantor Kepresidenan Jakarta, Kamis, dalam pertemuan selama 45 menit antara Presiden Yudhoyono dengan Menlu AS Hillary Clinton undangan itu kembali disampaikan.

"Undangan resmi sudah disampaikan sewaktu Presiden Yudhoyono berbicara melalui telepon dengan Presiden Obama di Seattle (Desember lalu)," kata Dino.

Pada kesempatan itu, lanjut dia, Presiden berharap Obama dapat berkunjung ke Indonesia menjelang KTT APEC di Singapura, pada penghujung 2009.

"Dan tadi disampaikan lagi melalui Menlu AS," ujarnya.

Penyampaian kembali undangan itu oleh Presiden Yudhoyono seakan-akan menunjukkan ketidaksabaran pemerintah dan rakyat Indonesia menunggu kedatangan Obama.

Selama kunjungan dua harinya, 18-19 Febuari, di Indonesia Hillary boleh jadi telah berulang kali menerima pertanyaan yang sama tentang kapan kedatangan Obama ke Indonesia.

Menlu Hassan Wirayuda seusai pertemuan dwipihak dengan Hillary juga menyampaikan keinginan itu.

"Kita sudah tidak sabar menunggu (kunjungan Obama, red). Saya berharap Menteri Clinton akan menyampaikan hal ini kepada Presiden Obama," kata Hassan.

Pada jamuan santap malam dengan para tokoh masyarakat Indonesia di Gedung Arsip Nasional, Rabu (18/2), Hillary dengan berkelakar mengatakan bahwa mengingat tugas seorang Presiden tidak sedikit maka perjalanan atau kunjungan ke luar negeri memerlukan persiapan yang tidak singkat.

Sebelum melakukan kunjungan kehormatan kepada Presiden Yudhoyono, Hillary telah bertemu dengan timpalannya, Menlu Hassan Wirajuda, Sekretaris Jenderal ASEAN Surin Pitsuwan dan sejumlah tokoh masyarakat Indonesia.

Mengenai pertemuannya dengan Hassan, Hillary mengungkapkan bahwa kedua menteri luar negeri membahas berbagai isu terutama mengenai keinginan "presiden dan rakyat" Indonesia dan AS untuk membenrtuk kemitraan yang lebih komprehensif.

Ia antara lain menyebut kerjasama di bidang perlindungan lingkungan, perubahan iklim, perdagangan, investasi, pemajuan demokrasi, kesehatan, pendidikan, keamanan kawasan dan kontra terorisme.

Mantan ibu negara itu juga memuji Indonesia yang disebutnya telah melakukan banyak perubahan positif dalam 10 tahun terakhir, yaitu berhasil membangun lembaga yang kuat serta masyarakat madani.

"Pada saat yang sama, Indonesia juga menghormati HAM dalam menjalankan perang yang sukses terhadap terorisme dan ekstrimisme, berhasil mengakhiri konflik sektarian dan separatisme serta bekerja membuat dunia ini menjadi tempat yang lebih aman bagi perdagangan global dan HAM," ujarnya.

Sementara itu dalam acara makan malam dengan sejumlah tokoh masyarakat di Gedung Arsip Nasional, ia berkata, "jika ingin menyaksikan demokrasi, Islam dan pengakuan hak-hak perempuan berjalan selaras maka datanglah ke Indonesia".

Indonesia adalah negara kedua dalam lawatan pertama Hillary ke luar negeri sebagai Menlu AS, setelah Jepang. Seusainya melakukan lawatan di Indonesia, ia dijadwalkan menuju Korea Selatan dan China.
(*)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009