Palembang (ANTARA News) - Tujuh orang diperiksa sebagai saksi oleh Polda Sumatera Selatan (Sumsel) berkaitan kasus kehilangan arca Buddha salah satu koleksi Museum Negeri Balaputra Dewa, Palembang, awal pekan ini, dengan seluruh saksi adalah "orang dalam" lingkungan museum itu, termasuk kepala museum dimaksud.

Informasi dari Polda Sumsel, di Palembang, Kamis, memastikan tujuh orang telah diperiksa secara intensif hari ini berkaitan dengan kehilangan sebuah arca perunggu yang merupakan peninggalan Kerajaan Sriwijaya itu.

"Benar, kami telah memeriksa tujuh orang dari pihak Museum Balaputra Dewa itu, termasuk kepala museum, staf, dan petugas keamanan," kata Kabid Humas Polda Sumsel, Kombes Pol Abdul Gofur.

Menurut Gofur, pemeriksaan itu masih akan dilanjutkan Jumat (13/3) besok, terutama kepada ketujuh saksi itu, dan dimungkinkan mengembangkan pemeriksaan kepada pihak lain.

"Sementara ini pemeriksaan masih fokus kepada orang dalam yang berhubungan dengan keberadaan arca yang hilang tersebut," kata Gofur pula.

Polisi, menurut dia, belum sampai pasa kesimpulan tersangka dalam kasus tersebut, mengingat semua yang diperiksa masih sebatas saksi yang perlu dimintai keterangannya berkaitan kasus tersebut.

Namun menurut dia, tidak tertutup kemungkinan tersangka merupakan "orang dalam" museum itu sendiri, walaupun untuk memastikannya masih perlu dilakukan pemeriksaan secara intensif lebih lanjut.

"Soal indikasi keterlibatan orang dalam, semuanya tergantung hasil pemeriksaan para saksi itu, tapi kemungkinannya tetap ada," ujar Gofur pula.

Kepala UPTD Museum Bala Putra Dewa, M Syafei Wahid, secara resmi telah melaporkan kasus kehilangan arca Buddha di museum itu ke Polda Sumsel, Kamis siang.

Menyusul laporan itu, Polda setempat segera melakukan pemeriksaan kepada para saksi yang diperlukan termasuk Syafei Wahid sendiri.(*)




Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009