Jakarta (ANTARA News) - Penjualan produk sepatu lokal dalam sebulan terakhir naik, tidak lama setelah pemerintah melalui Wapres Jusuf Kalla menyerukan masyarakat terutama pengawai negeri agar menggunakan sepatu buatan dalam negeri.

Kendati imbauan itu baru dilontarkan sebulan lalu, penjualan sepatu di Jawa Barat sudah naik sekitar 30 persen, kata Ketua Umum Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo), Eddy Widjanarko, di Jakarta Selasa.

Eddy yang tidak menyebutkan jumlah unit kenaikannya itu menyatakan bahwa penjualan sepatu buatan lokal di Jawa Timur juga naik 17 persen, di Jakarta 10 sampai 12 persen.

"Kampanye pemakaian sepatu lokal terbukti manjur, dan sepatu lokal kini mulai digemari konsumen," katanya.

Seiring dengan Eddy, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Muhammad Lutfi, bahkan mengatakan kenaikan penjualan sepatu lokal naik signifikan.

"Omset perajin sepatu di Cibaduyut saja meningkat hingga 20 hingga 30 persen. Peningkatan yang sama juga dialami oleh produsen sepatu lainnya," kata Lutfi.

Mendasarkan pada perkembangan terakhir itu, Eddy optimistis, sepatu buatan dalam negeri akan menguasai 60 persen pangsa pasar lokal, lebih tinggi daripada rata-rata sebelumnya yang sekitar 40 persen.

"Kita akan berusaha ambil alih 60 persen pasar yang sebelumnya dikuasai produk impor," tambahnya.

Aprisindo menargetkan mampu meraih tambahan omset sebesar Rp5 triliun dari penjualan sepatu lokal.

Menurut Eddy, dengan jumlah pegawai negeri yang sekarang mencapai 3,6 juta orang, potensi penjualan sepatu bisa mencapai Rp 1,5 triliun. Aprisindo berharap Inperes menggunakan sepatu lokal bagi pegawai negeri sipil juga diterapkan bagi siswa sekolah.

"Dengan PNS pakai sepatu dalam negeri, nantinya ada peningkatan penjualan kira-kira sebesar Rp1,5 triliun. Seandainya ditambah anak sekolah, ada tambahan lagi sekitar Rp1,2 triliun," demikian Eddy.
(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009