Jakarta (ANTARA News) - Korban tewas akibat jebolnya tanggul Situ Gintung di daerah Cirendeu, Ciputat, bertambah menjadi 12 orang sementara puluhan lainnya dilaporkan hilang.

Berdasarkan informasi yang dihimpun ANTARA di Jakarta, Jumat, dua di antara ke-12 korban tewas adalah anak-anak, namun petugas masih belum dapat memastikan identitas dari setiap korban yang telah ditemukan.

Para korban meninggal karena terseret derasnya aliran air yang menghantam dan merendam pemukiman mereka. Mereka ditemukan dalam keadaan penuh lumpur.

Sementara itu, para petugas SAR juga masih berupaya menyelamatkan warga yang masih terperangkap di dalam rumah mereka masing-masing.

Ketinggian air juga masih meninggi, yaitu masih mencapai sekitar 1 meter hingga 2 meter.

Sejumlah warga menyatakan, peristiwa nahas tersebut mengingatkan mereka seperti halnya kejadian tsunami yang pernah terjadi di Aceh pada 26 Desember 2006.

Korban yang masih hilang di antaranya juga terdapat sejumlah mahasiswa yang tinggal di rumah-rumah kos di sekitar kampus Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ).

Sedangkan warga yang mengungsi dan diselamatkan tim SAR dievakuasi ke sekitar lingkungan kampus UMJ yang belum tergenang.

Peristiwa jebolnya Tanggul Situ Gintung pada Jumat (27/3) dini hari sekitar pukul 02.00 WIB menyebabkan daerah pemukiman padat di sebelah utara Danau Gintung menjadi terendam.

Menurut pengakuan warga yang selamat, pada sekitar pukul 04.00 WIB mereka mendengar suara gemuruh dan seakan-akan terjadi gempa bumi.

Ternyata, hal itu disebabkan oleh derasnya aliran air yang menghunjam pemukiman warga akibat jebolnya tanggul tersebut. (*)

Pewarta:
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2009