Di Kapal Corte-Real (ANTARA News/Reuters) - Pasukan NATO menggagalkan serangan perompak Somalia terhadap sebuah kapal minyak Norwegia dan menangkap tujuh orang bersenjata setelah memburu mereka di tengah kegelapan, kata sejumlah pejabat NATO, Minggu.

Seorang jurubicara di sebuah kapal perang Kanada Winnipeg mengatakan kepada Reuters, pasukan bertindak setelah perompak yang bersenjatakan senapan serang dan granat roket berusaha menaiki kapal MV Front Ardenne yang memiliki berat 80.000 ton pada Sabtu malam.

Pejabat urusan hubungan masyarakat Winnipeg, Michael McWhinnie, mengatakan, kelompok perompak itu melarikan diri dengan melemparkan senjata mereka dari kapal kecil mereka. Namun, kapal perang Kanada itu mengejar mereka selama beberapa jam pada malam itu, dengan memadamkan semua lampu untuk memburu mereka dalam kegelapan.

"Kami menghalangi jalan mereka. Kami lebih cepat dan secara mengenjutkan bisa lebih gesit daripada kapal perompak itu," kata McWhinnie melalui telefon dari kapal Winnipeg ke Corte-Real, sebuah kapal perang Portugis di daerah itu. Kedua kapal tersebut sedang melakukan misi anti-perompakan NATO.

Kelompok-kelompok kecil perompak Somalia menahan puluhan kapal, menyandera ratusan pelaut dan mendapat uang tebusan puluhan juta dolar, meski armada angkatan laut asing ditempatkan di kawasan perairan di lepas pantai negara Tanduk Afrika itu.

Sabtu, pasukan komando Belanda membebaskan 20 sandera Yaman dan juga menahan singkat tujuh perompak yang memaksa orang-orang Yaman itu membawa kapal untuk menyerang kapal-kapal asing di kawasan Teluk Aden.

Dalam insiden terpisah, orang-orang bersenjata Somalia juga menahan sebuah kapal Belgia dan 10 orang awaknya, termasuk tujuh orang Eropa. Kapal Pompey dibajak pada Sabtu pagi sekitar 600 kilometer dari pantai Somalia ketika sedang dalam perjalanan menuju Seychelles. Di kapal itu juga terdapat dua orang Belgia, empat Kroasia, satu Belanda dan tiga Filipina.

Perairan di lepas pantai Somalia merupakan tempat paling rawan pembajakan di dunia, dan Biro Maritim Internasional melaporkan 24 serangan di kawasan itu antara April dan Juni tahun lalu saja.

Pembajakan oleh perompak Somalia menurun pada 2009 setelah angkatan laut internasional mulai melakukan patroli di kawasan perairan yang ramai di Teluk Aden.

Tahun lalu perompak telah membuat kawasan Teluk, yang menghubungkan Eropa dengan Asia dan Timur Tengah melalui Terusan Suez, menjadi tempat pelayaran paling berbahaya di dunia. Puluhan kapal dibajak dan puluhan juta dolar dibayar sebagai tebusan bagi pembebasan sejumlah kapal.

Beberapa ahli keamanan mengatakan, meski operasi-operasi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) dan Uni Eropa (EU) untuk sementara bisa menangkal aksi perompak dan menjamin jalur aman bagi pelayaran kapal, masalah pembajakan yang telah membuat beaya asuransi melonjak itu tidak akan terpecahkan sampai aturan hukum ditegakkan lagi di Somalia.

Somalia dilanda pergolakan kekuasaan dan anarkisme sejak panglima-panglima perang menggulingkan diktator militer Mohamed Siad Barre pada 1991. Selain penculikan, kekerasan mematikan dan perompakan melanda negara tersebut.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009