Jakarta (ANTARA News) - Direktur Eksekutif Pusat Studi Properti Indonesia (PSPI), Panangian Simanungkalit, berkeyakinan bahwa pemilu presiden satu putaran bisa berdampak positif bagi perkembangan perekonomian Indonesia, khususnya bisnis properti.

"Para pengusaha properti bisa memulai usahanya di Indonesia karena sudah ada kepastian, ini terlepas dari siapa pun yang memenangi pilpres mendatang," katanya di Jakarta, Rabu.

Menurut pengamat properti ini, para pelaku pasar berharap banyak pada Indonesia. "Ini menunjukkan adanya kepercayaan terhadap Indonesia sebagai pasar yang potensial," katanya.

Ditambahkannya, pilpres satu putaran bisa membuat suku bunga perbankan menjadi turun ke kisaran 9%-10%. Saat ini suku bunga kredit kepemilikan rumah (KPR) berkisar antara 12-14%.

Dia memperkirakan jika sektor properti menggeliat, maka sektor ini akan membawa serta 142 sektor lainnya yang terkait, seperti produk elektronik, furnitur, semen dan bahan bangunan lainnya.

"Ini sangat menguntungkan para konsumen terutama masyarakat kecil yang belum memiliki rumah. Mereka dapat mewujudkan mimpinya memiliki rumah," tuturnya.

Dia membandingkan Indonesia dengan negara Asia lain, Korea Selatan, Thailand, Malaysia, Filipina, Singapura, bahkan Jepang, di mana ekonomi Indonesia mampu tumbuh 4,6 persen pada kuartal pertama 2009. Ini masuk dalam kategori negara dengan perekonomian kuat.

"Selain India dan China, Indonesia jadi negara sasaran para investor besar di dunia global dan regional," ujarnya.

Menurut dia, para pelaku bisnis sebenarnya sudah ingin meperbesar kapitalisasi modalnya di Indonesia, namun mereka masih menunggu sampai selesainya pilpres.

"Sekarang saja investor sudah berani berinvestasi berdasarkan keyakinan atas hasil survei bahwa Susilo Bambang Yudhoyono akan terpilih kembali," katanya.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009