Chicago (ANTARA News/Reuters) - Kematian ikon musik pop Michael Jackson akibat serangan jantung, Jumat dini hari WIB, telah membangkitkan keingintahuan orang mengenai apa penyebab kematiannya itu.

Mungkin perlu berminggu-minggu untuk menunggu hasil otopsi bisa mengungkapkan faktor sebenarnya yang membuat denyut jantung biduan ini berhenti seketika.

Salah satu penyebab telah dilaporkan oleh laman selibriti TMZ.com bahwa Michael telah menyuntikkan obat penenang Demerol sebelum kemudian terkena serangan jantung.

Spekulasi lain menyebutkan penyebabnya adalah kombinasi Demerol dan Oxycontin, obat penenang kuat lainnya yang merupakan salah satu dari yang paling umum disalahgunakan.

Berikut beberapa fakta mengenai serangan jantung dan kedua obat penenang tersebut.

Demerol

Serangan jantung terjadi manakala denyut jantung berhenti menyalurkan darah. Pada 80 persen kasus, penyebabnya adalah penyakit jantung, namun obat penenang narkotik seperti Demerol bisa menimbulkan serangan jantung.

Dr. Daniel Simon, Kepala Kardiologi University Hospitals Case Medical Center di Cleveland, mengatakan jika Jackson telah disuntiki terlalu banyak Demerol, maka obat inilah yang menyebabkan nafasnya berhenti, satu kondisi yang harus ditangani dengan bantuan pernafasan.

"Skenario yang paling sering terjadi dengan Demerol adalah berhentinya saluran pernafasan karena udara habis dipompa untuk bernafas," kata Simon dalam satu wawancara via telepon.

Dia menyatakan bahwa kandungan oksigen yang rendah dalam darah bisa memicu detak jantung mematikan yang dikenal dengan sebutan "ventricular fibrillation" (kekacauan arus listrik pada jantung) dimana jantung berdenyut namun tidak mengalirkan darah. "Tanpa CPR dan defibrillator, anda tak punya peluang selamat," kata Simon.

Demerol dan Oxycontin

ABC News melaporkan bahwa Michael Jackson kecanduan obat penenang dan mungkin telah menggunakan Demerol yang dicampurkan dengan Oxycontin.

Kardiologis dari Klinik Cleveland Clinic dan mantan Presiden Heart Rhythm Society, Dr. Bruce Lindsay, menyatakan jika dikombinasikan, kedua obat penenang itu akan memicu terjadinya serangan jantung.

"Jika anda terlalu banyak mengonsumsinya, obat ini akan benar-benar menekan sistem nerves pusat sehingga pasien ambruk dalam tidur panjang atau bahkan koma. Dan jika daya tampung sistem pernafasannya terlalu dalam 0tertekan, maka nafasnya berhenti," kata Lindsay.

"Jika dia berhenti bernafas, maka tentunya jantung disebut terkena serangan kardial, tapi bukan karena masalah jantung utama. Itu sederhana saja terjadi karena pola kematian final adalah jantung berhenti berdenyut."

Penyakit Jantung

Simon mengungkapkan bahwa banyak media mencari alasan yang eksotis untuk menjelaskan kematian Michael karena dia masih muda, padahal umur 50an tidaklah terlalu muda untuk bisa terkena serangan jantung.

"Banyak orang terkejut ternyata di usia ke50nya mereka terkena jantung. 30 persen serangan jantung terjadi pada orang yang mengalaminya di gejala pertama penyakit jantung," kata Simon.

"Saat otopsi dilakukan, hal pertama yang mesti diperhatikan penguji medis adalah bintik pada otot jantung yang menunjukkan bekas serangan jantung," kata Simon,

Dia mengungkapkan, 25 persen pasien yang terkena serangan jantung, sebelumnya mengalami serangan tanpa diketahuinya. "Nah bintik itulah yang akan menerangkan hal itu." (*)

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009