Jakarta,(ANTARA News) - Talenta terbaik dunia berjuluk "Maradona Baru" telah lahir. Nama lengkapnya, Lionel Andrés Messi. Julukannya, Messidona, mengingatkan memori pecinta bola sejagat akan legenda si "Tangan Tuhan" Diego Armando Maradona.

Keduanya sama-sama berasal dari langit Argentina. Keduanya membedah atmosfer kehidupan dengan memaknai kata "fair" bagi mereka yang memang telah menunjukkan kerja keras dan prestasi ketika merayakan laga kehidupan. Ritus bagi keduanya yakni prestasi.

Penyerang Barcelona kelahiran Rosario, Santa Fe, 24 Juni 1987 itu, berparas relatif tampan dan berpenampilan menawan. Aksi lapangannya terbilang aduhai. Gol-gol yang dicetaknya terhitung fantastis. Kontan, publik pecinta bola mengacungkan jempol seraya mengeluarkan kata-kata bernuansa pujian, "Dia pemain luar biasa." Messi oke banget!

Terlihat kurang ideal sebagai pemain yang berlabuh di Eropa karena bertinggi badan 169 centimeter, Messi nyatanya mampu menceploskan bola ke gawang lawan. Pemain gesit ini kerapkali mencetak gol-gol penting bagi klubnya.

Modalnya, ketenangan dan kepiawaian membaca pergerakan lawan. Punya skill perorangan di atas rata-rata, namun plus minus ia tergolong bukan pemain individualistis. Visinya sebagai penyerang dapat disebut yahud.

Paripurnanya, Messi menyabet gelar bergengsi sebagai penyerang terbaik di ajang pesepak bola klub Eropa 2008-2009. Ia menyingkirkan dua kandidat besar lainnya, Cristiano Ronaldo dan Samuel Eto'o.

Messi tidak sendiri mewakili Barcelona di jajaran pemain terbaik Eropa. Ia didampingi oleh Xavi Hernandez yang dibaptis sebagai gelandang terbaik Eropa. Ia mendepak rekan setimnya, Andres Iniesta dan kapten Liverpool, Steven Gerrard. Tabik untuk mereka, tabik untuk Messi.

Kalau waktu, secara kosmologis, memuncak dan tidak dapat "kembali" (irreversible), maka Messi tampil menyodok ke ruang dan waktu sebagai sosok yang punya perspektif. Pada 18 April 2007, ia menjaringkan dua gol ketika menjajal Getafe dalam semi-final Copa del Rey.

Salah satu gol itu kemudian disebut sebagai "Gol Abad Ini" karena dinilai sangat menyerupai gol spektakuler dari Maradona ketika timnas Tango menghadapi skuad Three Lions pada Piala Dunia FIFA 1986 di Meksiko.

Berbekal gocekan mematikan yang membuat lawan kalang kabut dalam sekali kedipan mata, Messi membuat jatuh hati para wartawan global. Pers membandingkan Messi dengan Maradona. Dan pers Spanyol melabelnya sebagai sebagai "Messidona".

Dalam jumpa pers sesudah pertandingan, rekan satu tim Messi Deco mengatakan, "Itu gol terbaik yang pernah saya saksikan sepanjang hidup saya." Ketika melawan Espanyol, ia menitis Maradona karena menggunakan tangan untuk mengarahkan bola guna merobek gawang Carlos Kameni.

Tindakan itu menuai protes para punggawa Espanyol. Ujung-ujungnya, gol "Tangan Tuhan" versi Messi itu dianulir wasit karena dinilai handball. Punya kecepatan di atas rata-rata dan bisa melewati empat sampai lima pemain lawan saat menerobos lini belakang, Messi serta merta mendulang pujian dari legenda sepakbola Maradona.

"Saya berpendapat Messi seperti saya. Ia pemain terbaik di dunia selain Ronaldinho," kata Maradona. Kubu Barca tidak ragu memperpanjang kontraknya sampai Juni 2014.

Tampil sebagai "penerus" Maradona bukan prestasi yang jatuh dari langit. Dalam usia lima tahun, Messi mulai bermain sepak bola bersama dengan klub Grandoli yang diasuh ayahnya sendiri, Jorge Messi. Pada 1995, ia hijrah ke Newell's Old Boys yang berpusat di kota Rosario.

Dalam usia 11 tahun, ia divonis mengidap kelainan hormon. Klub Divisi Primera, River Plate menunjukkan minat kepada talenta muda itu. Sayangnya, klub itu tidak mempunyai dana cukup untuk membiayai pengobatan Messi. Dana pengobatan yang diperlukan mencapai 900 dolar AS per bulan dan Direktur olahraga FC Barcelona Carles Rexach merogoh kocek untuk mengobati Messi.

Ia membuat debut tidak resmi dalam pertandingan persahabatan melawan FC Porto pada 16 November 2003 (dalam usia 16 tahun dan 145 hari). Kurang setahun kemudian, ia menorehkan debut ketika melawan RCD Spanyol pada 16 Oktober 2004 (usia 17 tahun dan 114 hari) dan menjadi pemain termuda ketiga yang bermain untuk Barcelona dan pemain termuda di La Liga (memecahkan rekor yang dipegang oleh rekannya Bojan Krkic pada September 2007).

Kiprah Messi bertuah. Barca memenangi La Liga dan Liga Champions pada 2006. Ketika melewati musim 2006-2007, ia mencetak hat-trik dalam El Clasico dan mengemas 14 gol dalam 26 laga.

Puncaknya, musim 2008-2009, ia menjaringkan 38 gol. Pada 2006, ia menjadi pemain termuda yang bergabung dengan timnas Argentina dalam Piala Dunia FIFA. Dalam Olimpiade di Beijing pada 2008, Messi membawa Argentina memperoleh medali emas.

Kolumnis dari harian El-Mundo Deportivo mencatat bahwa "Ballon d'Or" seharusnya diberikan kepada Messi. Opini ini diamini oleh Franz "Kaisar" Beckenbauer dan bintang sepak bola Italia Francesco Totti. Puja puji itu datang seiring gol demi gol yang dicetak pemain lincah Barca itu, utamanya ketika mengarungi musim 2008-2009.

Satu memori indah tak bakal terhapus di lintas kehidupan. Pada 27 Mei, Messi membayar lunas "angpao" bagi klubnya dengan membawa Barca tampil menjadi juara Liga Champions UEFA. Ia mencetak gol pada menit ke-70 yang menjadikan Barcelona unggul dua gol.

Ia juga dinobatkan sebagai top skor Liga Champions dengan mengemas sembilan gol. Barca meraih "treble" dengan menyabet Copa del Rey, La Liga dan Liga Champions dalam satu musim. Ini capaian kali pertama dalam sejarah klub Spanyol. Sempurna!

Refleksinya, kalau hidup pribadi merupakan rangkaian peralihan dari satu ritus ke ritus lain (rites of passage) - meminjam istilah ahli antropologi Prancis Van Gennep - maka Messidona diharapakan dapat sampai ke pelabuhan permenungan eksistensial (mendasar) di laga kehidupan.

Onggokan prestasi layaknya menghadapkan Messidona kepada perayaan hidup yang semakin kritis terhadap setiap pengalaman. Inilah ritus laga bola versi Messidona.(*)

Pewarta: Oleh A.A. Ariwibowo
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2009