Keterangan yang diperoleh ANTARA di Singaraja, Sabtu menjelaskan bahwa ke-70 kapal layar itu membawa ratusan turis berasal dari 19 negara, antara lain Amerika Serikat, Australia, Inggris, Prancis, Jerman, Austria, Italia, Selandia Baru, Malaysia, Singapura, Filipina dan lainnya.
Para turis yang mengikuti kapal tersebut, selain menikmati pemandangan alam berupa keindahan pantai dan gunung, juga mendapatkan suguhan tarian yang dibawakan anak-anak remaja hasil garapan lima sanggar seni di Buleleng.
Suguhan itu berupa tari kolosal Gita Bahari yang menggambarkan nyanyian dan keindahan laut dengan harapan agar laut yang luas ini memberikan kedamaian kepada masyarakat.
Penampila lainnya adalah Tari Soyong yang menggambarkan keindahan ombak di laut serta Tari Rampak yang menggambarkan aktivitas masyarakat maupun para nelayan. Tarian Rampak itu juga merupakan kritik terhadap masyarakat yang melakukan perusakan habitat laut, yakni mencari ikan dengan merusak terumbu karang.
Penampilan remaja dari kalangan pelajar di Buleleng yang dikoordinir oleh Wayan Sujana itu merupakan bentuk kolaborasi, termasuk alat tabuhnya antara Jawa dengan Bali. Penampilan itu ternyata mampu memikat wisatawan.
Bupati Buleleng Putu Bagiada mengatakan, kegiatan wisata bahari ini merupakan upaya positif dalam memberikan kontribusi terhadap pengembangan pariwisata di Bali utara.
"Karena kedatangan wisatawan ke Bali utara ini diharapkan akan mempromosikan pulau seribu pura ini ke negaranya masing-masing setelah mereka pulang," katanya.
Untuk menjaga citra Bali di mata wisatawan, Bupati meminta kepada masyarakat agar mendukungnya, terutama dalam memberikan pelayanan dan rasa aman kepada peserta Sail Indonesia di Lovina.
Sementara untuk mendukung kegiatan wisata bahari tersebut, Pemkab Buleleng, PHRI serta sejumlah lembaga swasta menggelar pameran lukisan dan hasil kerajianan rakyat di sekitar pantai Lovina.
Sail Indonesia 2009 yang berlangsung sejak 30 September dan akan berakhir 4 Oktober ini juga dimeriahkan kesenian megerumbungan dan atraksi sapi gerumbungan dan hiburan kesenian wayang kulit.(*)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009
