Batang (ANTARA News) - Dua gerbong Kereta Api (KA) Argo Bromo Anggrek yang mengalami anjlok di Dukuh Mangunsari, Desa Kedawung, Kecamatan Banyuputih, Kabupaten Batang, Jateng, 11-12 Oktober lalu, Minggu (18/10) sore kembali anjlok di Desa Ketanggan, Kecamatan Gringsing, Batang, Jateng.

Semula, dua gerbong KA Argo Bromo Anggrek yang dititipkan di Stasiun Kota Pekalongan akan dibawa ke Depo Semarang guna dilakukan perbaikan akibat rusak saat mengalami anjlok di Dukuh Mangunsari, Desa Kedawung, Kecamatan Banyuputih.

Namun, dua gerbong tanpa penumpang yang ditarik loko nomor CC 20328 dengan masinis Mashuri ini secara mendadak anjlok sehingga dua gerbong sempat terseret puluhan meter sebelum akhirnya berhenti dengan posisi miring.

Mengetahui adanya gerbong yang anjlok, masinis KA langsung menghubungi stasiun terdekat untuk meminta bantuan dan sekitar pukul 15.30 WIB tim teknis dari PT KAI tiba di lokasi.

Petugas PT KAI kemudian langsung melakukan evakuasi dengan menggunakan alat manual dan satu jam kemudian, gerbong yang anjlok dapat diangkat kembali ke posisi semula dan melanjutkan perjalanan ke Stasiun Pelabuhan, Gringsing.

Kapolres Batang, AKBP Ahmad Lutfhi mengatakan, kedua gerbong tersebut rencananya dibawa ke Depo Semarang untuk perbaikan akibat anjlok beberapa waktu lalu.

Namun, katanya, saat dalam perjalanan dari Stasiun Kota Pekalongan menuju ke Depo Semarang anjlok kembali di Desa Ketanggan, Kecamatan Gringsing.

"Tidak ada sutu pun korban dalam peristiwa itu karena KA tidak mengangkut penumpang. Dua gerbong tersebut semula akan dilakukan perbaikan di Depo Semarang," katanya.

Akibat anjloknya gerbong KA tersebut, perjalanan tiga kereta api dari arah timur (Semarang) menuju barat (Jakarta) atau sebaliknya sempat tertahan beberapa jam.

Tiga KA yang tertahan tersebut, dari yaitu KA Argo Muria tertahan di stasiun Pelabuhan, KA Fajar Utama Bisnis tertahan di stasiun Kuripan, Kabupaten Batang sedangkan dari arah timur KA Argo Bromo Anggrek tertahan di stasiun Weleri, Kendal.

"Namun, setelah perbaikan rampung, kereta api sudah kembali normal meski harus dengan kecepatan rendah saat memasuki di lokasi kejadian," katanya.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009